PENJELASAN DOA JAWSYAN KABIR (1) Dalam kitab Al-Baladul Amîn dan Al-Mishbâh disebutkan:
Imam Ali Zainal Abidin (sa) meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya dari Rasululllah SAW, ia berkata: “Ketika Nabi SAW berada dalam salah satu peperangan, datanglah malaikat Jibril (as) kepadanya dan berkata: Wahai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam untukmu dan berfirman: ‘Pakailah Jawsyan ini dan bacalah, doa ini akan menjadi pelindung bagimu dan umatmu.”
Beliau menyebutkan keutamaan doa ini, antara lain: 1. Jika teks doa ini dituliskan pada kain kafan, sang mayit akan diselamatkan dari api neraka. 2. Jika dibaca dengan ikhlas di bulan Ramadhan, ia akan dikaruniai Lailatul Qadar, diciptakan baginya 70.000 malaikat semuanya bertasbih kepada Allah SWT lalu pahalanya dihadiahkan kepada yang membacanya. 3. Jika dibaca di bulan Ramadhan (3 kali), Allah SWT mengharamkan jasadnya dari api neraka, mewajibkan baginya surga, dan mewakilkan kepada dua malaikat untuk menjaganya dari kemaksiatan dan dalam sepanjang hidupnya ia berada dalam pengamanan Allah SWT. 4. Di akhir riwayat tersebut Al-Husein (sa) berkata: “Ayahku Ali bin Abi Thalib (sa) berwasiat kepadaku agar aku menjaga dan memuliakan doa ini, menuliskan pada kain kafannya, mengajarkan kepada keluargaku dan menganjurkan mereka agar membacanya. Doa ini terdiri dari seribu Asma Allah yang di dalamnya terdapat Ismul A’zham.”
Doa ini memiliki keutamaan dan kedudukan yang agung. Diriwayatkan dari as-Sajjad Ali Zainal Abidin dari ayahnya dan dari datuknya Ali bin Abi Thalib dan dari Rasulullah SAW mewahyukan doa ini. Ketika itu Rasulullah SAW menggunakan baju perang yang teramat berat dan menyakiti tubuhnya, kemudian beliau berdoa kepada Allah SWT, maka serta merta Allah SWT mengutus Jibril kepadanya dan menyampaikan:
“Wahai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam untukmu dan memerintahkanmu untuk menanggalkan pakaian perangmu, sebagai gantinya menyuruhmu untuk membaca doa ini untuk keamananmu dan umatmu, barangsiapa yang membacanya di saat hendak keluar dari kediamannya atau membawanya, maka Allah SWT akan senantiasa menjaganya dan mewajibkan atasnya surga serta menjadikan amal-amalnya selalu memperoleh taufik-Nya.
Barangsiapa yang membacanya seakan-akan ia membaca kitab suci yang empat (Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an) dan dari setiap hurufnya Allah memberi dua pasang bidadari dan dua buah rumah di surga dan memperoleh pula pahala yang pernah diperoleh Ibrahim, Musa, Isa.
Dia juga akan memperoleh pahala para makhluk-Nya di dunia yang selalu menyembah-Nya, tidak pernah bermaksiat kepada-Nya walaupun dalam sekejap mata, dan yang telah pucat kulitnya karena sering menangis akibat dari rasa takut kepada Allah SWT dan tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah SWT, dan perjalanan matahari di negeri mereka adalah empat puluh hari.”
“Wahai Muhammad, Sesungguhnya di Baitul Ma’mur pada langit ketujuh, ada 70.000 malaikat yang setiap harinya keluar darinya dan tidak pernah kembali lagi sampai Hari Kiamat kelak.
Allah SWT akan memberi bagi mereka yang membaca doa ini pahala para malaikat itu dan pahala para mukminin di muka bumi. Barangsiapa yang menulisnya dan ditaruh di dalam rumahnya niscaya rumah tadi tidak akan dimasuki pencuri dan tidak akan terbakar.
Barangsiapa yang menulis di atas kulit rusa dan membawanya, maka akan mendapatkan keamanan dari segala keburukan. Barangsiapa yang membacanya dan kemudian meninggal, maka akan dicatat sebagai syahid dan mendapat pahala 900.000 para syuhada Badar.
Allah SWT juga akan senantiasa memandangnya dengan pandangan rahmat dan kasih saying dan mengabulkan setiap permohonannya. Barangsiapa yang membaca 90 kali dengan niat yang tulus, maka Allah SWT akan mengangkat segala macam penyakit seperti penyakit belang, lepra, atau gila sekalipun.
Barangsiapa menulisnya di dalam gelas dengan kapur atau misik, lalu dicuci dan ditulis dia atas kain kafan seorang mayit, maka Allah SWT akan mengirimkan di dalam kuburnya seribu cahaya dan ia akan mendapatkan keselamatan dari Munkar dan Nakir dan Allah SWT akan mengangkat azab darinya serta akan mengirim 70.000 malaikat ke dalam kuburnya dengan membawa berita gembira surga untuknya dan menemaninya, membukakan pintu-pintu surga baginya dan melapangkan baginya kuburnya.
Barangsiapa yang menulis dia atas kain kafannya, maka Allah malu untuk mengazabnya dengan api, dan sesungguhnya Allah SWT menulis doa ini di atas Arsy sebelum Dia menciptakan dunia 50.000 tahun. Barangsiapa membaca doa ini dengan niat yang tulus di awal bulan Ramadhan, maka Allah SWT akan memberinya pahala malam Lailatul-Qadr dan Allah SWT akan menciptakan 70.000 malaikat yang selalu bertasbih kepada-Nya mensucikan-Nya, dan menjadikan pahala malaikat tadi bagi mereka yang membaca doa ini.”
”Wahai Muhammad, barangsiapa yang membaca doa ini, maka tidak ada penghalang antara dia dan Allah SWT. Dan tidaklah ia meminta sesuatu kepada Allah SWT kecuali Allah SWT akan mengabulkannya dan Allah SWT akan mengirim 70.000 malaikat kepadanya di saat keluar dari kuburnya dan setiap malaikat akan tampak berbentuk cahaya yang keluar dari perutnya, yang terbuat dari mutiara sedang punggungnya dari batu zabarjad dan tonggak-tonggaknya terbuat dari batu yaqut.
Pada setiap malaikat terdapat kubah yang memancarkan cahaya dan terdapat 400 pintu, setiap pintunya mempunyai kain yang terbuat dari sutera dan setiap kubah mempunyai 1.000 pelayan dan setiap pelayan mengenakan mahkota yang terbuat dari emas merah yang darinya tercium semerbak bau misik.
Setelah itu Allah SWT mengirim kepadanya 70.000 malaikat, setiap malaikat memegang gelas yang terbuat dari mutiara putih yang di dalamnya terdapat minuman dari surga dan tertulis pada setiap gelasnya Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tidak ada sekutu baginya. Inilah hadiah dari Yang Maha Pencipta Pemilik Kemuliaan dan Kebesaran untuk hamba-Ku fulan bin fulan, kemudian Allah menyeru, “Wahai hamba-Ku masuklah ke dalam surga-Ku tanpa perhitungan.”
—oOo—
Al-‘Allamah Al-Majlisi, penulis kitab Bihârul Anwâr (kitab hadis dan riwayat) yang terdiri dari 120 jilid, dalam kitabnya Zâdul Ma’âd ia mengatakan: Doa Jawsyan Kabir sangat dianjurkan untuk dibaca pada awal bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam Al-Qadar. Doa ini terdiri dari 100 pasal, setiap pasal terdapat sepuluh Asma Allah, dan setiap akhir pasal membaca:
Subhanalloh Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri yâ râbb Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
Doa ini telah disyarahi oleh seorang ulama besar dan filosuf isyraqi yaitu Mulla Hadi Sabzawari. Dalam kitab syarahnya disebutkan tentang keajaiban doa ini.
Semoga kita yang membacanya menemukan keajaiban doa ini sebagaimana yang disebutkan dalam kitab tersebut dan seperti orang-orang mukmin yang telah merasakannya.
PENJELASAN DOA JAWSYAN KABIR (2)
Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Semoga rahmat ta’zhim Allah senantiasa tercurah kepada baginda Muhammad, seorang Nabi yang Ummiyy, dan kepada keluarganya serta sahabat-sahabatnya, wa ba’du.
Ini merupakan Benteng Agung yang diberi nama “Hirzul Jausyan Al-Kabir”. Semoga Allah memberikan manfaat dengan Hizib ini kepada umat Islam, amiin.
Hizib ini memuat 1001 Nama (Allah). Diriwayatkan dari Ja’far Ash-Shadiq berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hizib ini mengandung rahasia-rahasia agung yang tidak dapat dijangkau akal-pikiran”.
Diriwayatkan dari Amirul Mu’minin (Sayyidina Ali ibn Abu Thalib), radhiyallahu ‘anhu wa karramallahu wajhah, ia berkata kepada putranya Al-Hasan: “Wahai, Putraku! Bersediakah engkau bila aku memberitahumu salah satu rahasia dari rahasia-rahasia kenabian?” Al-Hasan menjawab: “Tentu, wahai Amirul Mu’minin”.
Sayyidina Ali berkata: “Malaikat Jibril ‘alaihis salam telah turun kepada Rasulullah SAW pada perang Uhud yang diberkahi. Hari itu adalah saat yang sangat panas, Nabi SAW membawa perisai yang amat berat sehingga beliau merasa tidak mampu membawa perisai tersebut karena suhu yang sangat panas. Kemudian beliau menengadahkan kepala ke langit dan berdoa kepada Allah SWT.
Beliau bersabda: “Tatkala aku berdoa kepada Allah SWT, aku melihat pintu-pintu langit terbuka dan turunlah Jibril As dan berkata: “Wahai Rasulullah, (Allah) Yang Maha Luhur lagi Maha Tinggi menyampaikan Salam dan memberi kekhususan kepadamu dengan penghormatan dan kemulyaan serta berfirman kepadamu: “Aku memberimu doa yang agung, yaitu Doa Al-Jausyan”.
Kemudian aku bertanya: “Wahai saudaraku, Jibril! Doa yang agung ini khusus untukku atau untuk umatku secara umum?”
Jibril Menjawab: “Ini hadiah dari Allah SWT untukmu dan untuk umatmu semuanya”. Lalu aku bertanya: “Apakah pahala yang diberikan dari doa ini?”
Kemudian Jibril menjawab: “Tidak ada yang mengetahuinya (dengan haqq) selain Allah SWT. Barang siapa membacanya dan membawanya ketika keluar dari rumahnya pada waktu pagi atau petang, atau pada waktu yang dikehendaki, maka diberilah ia pahala amal shaleh, (juga mendapat pahala) bagaikan membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur`an yang agung. Akan tetapi jika yang membacanya adalah orang yang taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya serta menjauhi segala syahwat dan kesenangan”.
Lalu aku bertanya (lagi): “Dan apakah Allah akan memberikan semua pahala tersebut kepada setiap orang yang membaca doa yang agung ini?”
Jibril menjawab: “Iya. Bahkan Allah akan memberikan setiap huruf yang dibacanya dengan pahala dua bidadari yang bermata lentik didalam surga yang penuh perhiasan. Ditambah lagi, sebagai janji dari Allah, ketika telah selesai membaca doanya, Allah akan membangun untuknya sebuah istana di surga, dan Allah akan memberikan pahala yang setara dengan empat Nabi; yaitu Ibrahim, Musa, Isa dan Engkau wahai Muhammad”.
Aku bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! Pahala ini untuk orang yang membacanya atau membawanya?”
Jibril Menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya (ada suatu tempat/planet) di ujung barat yang tanahnya putih, didalamnya tinggal segolongan makhluk yang senantiasa menyembah kepada Allah dan tidak mendurhakai-Nya selamanya. Mereka sampai merobek-robek kulitnya karena menangis.
Kemudian Allah mewahyukan kepada mereka: “Mengapa kalian takut dan tidak pernah berbuat durhaka sekejap mata pun”.
Mereka berkata: “Kami khawatir apabila Engkau murka kepada kami dan mengazab kami dengan api neraka”.
Nabi SAW bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! Apakah mereka anak keturunan Adam?” Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Mereka tidak ada yang mengetahui bahwa Allah telah menciptakan Adam dan iblis.
Di tempat mereka, matahari terbit setiap 40 hari sekali. Mereka tidak makan dan tidak minum. Dan sesungguhnya Allah akan memberikan pahala yang setara dengan ibadah (yang) mereka (lakukan) kepada orang yang memiliki doa ini, jika pemilik itu adalah orang yang beriman lagi tulus-bersih dari segala cela.
Rasulullah SAW bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! (apakah) Allah akan memberikan semua pahala ini?”
Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya Allah membangun sebuah rumah di langit keempat yang dinamakan Baitul Ma’mur. Setiap hari 70.000 Malaikat memasukinya dan keluar dari rumah itu seraya tidak kembali lagi sampai hari kiamat.
Dan sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi orang yang membaca doa yang agung ini, sedangkan ia adalah orang yang beriman lagi tulus, yang setara dengan pahala orang yang beriman laki-laki dan perempuan dari golongan jin dan manusia sejak saat mereka diciptakan oleh Allah sampai hari kiamat.
Jibril menambahkan: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya sebuah rumah yang bila didalamnya terdapat doa yang agung ini tidak akan terkena bencana selamanya. Dan barang siapa yang menulisnya pada kulit rusa dan mengalungkan (menempelkan) pada orang yang sakit, akan sembuh dengan izin Allah Ta’ala”. Aku bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! Keutamaan ini semuanya untuk orang yang memiliki doa ini?”
(Jibril menjawab): “Barang siapa membaca doa yang agung ini lalu mati, maka matinya adalah mati syahid dan dituliskan untuknya pahala 900.000 orang yang mati syahid di darat maupun di laut. (Dan jika) dibaca pada malam hari, Allah akan memberi ampunan dan memberinya segala apa yang diminta dari kebutuhan-kebutuhan dunia dan akhirat”.
Kemudian aku berkata: “Wahai saudaraku Jibril! Tambahkanlah (keterangan) kepadaku!” Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Aku telah bertanya kepada saudaraku Malaikat Israfil tentang keutamaan doa yang agung ini. (Malaikat Israfil menjawab): “Allah Ta’ala berfirman:
“Demi keperkasaan-Ku, demi keagungan-Ku, demi kemurahan-Ku, demi kemulyaan-Ku. Barang siapa yang beriman kepada-Ku dan membenarkan Muhammad sebagai seorang Nabi dan membenarkan doa yang agung ini, Aku akan memberinya pahala yang tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Aku. Aku adalah Dzat yang bila Aku menghendaki sesuatu maka Aku berfirman kepadanya: “Jadi, maka terjadilah. Aku adalah Dzat yang bila Aku memberikan kepada salah satu hamba-Ku, Aku memberikan kepadanya dengan tanpa takaran, tanpa timbangan, dan tanpa hitungan.
Dan jika salah satu hamba-Ku membaca doa yang agung ini, maka hilanglah kesusahan lahir dan kesusahan batin dengan izin Allah Ta’ala. Beruntunglah bagi orang yang membaca doa yang agung ini dan percaya kepada Allah dan Rasul-Nya dan percaya kepada doa yang agung ini. Dan celakalah bagi orang yang mengingkarinya lagi tidak mempercayainya dan tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya”.
Wahai, utusan Allah! barang siapa menulis doa ini di gelas yang terbuat dari kaca dengan kapur dan minyak misik (kesturi) kemudian membasuhnya dan memercikkan air itu ke kafan orang mati, Allah SWT akan menurunkan di dalam kuburnya 100.000 rahmat. Dan Allah akan menghilangkan dari padanya dari ketakutan kepada Malaikat Munkar dan Nakir.
Dan memberikan keamanan dari siksa kubur. Dan Allah akan mengutus 70 Malaikat untuk si mayit didalam kuburnya. Setiap Malaikat membawa segenggam cahaya dan menaburkan cahaya itu kepadanya dan memberikan kabar gembira dengan surga.
Dan para Malaikat itu berkata kepadanya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memerintahkan kami untuk menemanimu di dalam kuburmu sampai hari kiamat”, dan Allah akan memberi keluasan kepadanya di dalam kuburnya sejauh mata memandang.
Dan Allah akan membukakan baginya pintu ke surga serta menidurkan di dalam kuburnya bagaikan pengantin dengan pasangannya. Dan Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Aku merasa ‘segan’ kepada seorang hamba yang di kain kafannya ada doa ini”. Jibril berkata: “Aku telah mendengar Allah Al-Bariy ‘Azza Wa Jalla berfirman: “Doa ini telah tertulis pada bubungan ‘Arsy, 5.000 tahun sebelum dunia diciptakan”.
Dan barang siapa berdoa dengan doa ini maka disisi Allah tergolong orang yang syahid, baik syahid darat maupun syahid laut”.
Aku bertanya: “Wahai, saudaraku Jibril! apakah termasuk kedua-duanya (syahid darat dan syahid laut)?”
Jibril menjawab: “Wahai, Muhammad! Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya Allah Ta’ala menuliskan untuknya setara pahala 900 orang yang mati syahid baik syahid di darat maupun di laut”.
Jibril menambahkan: “Wahai, Muhammad! Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesunggunya bila doa ini dibaca di waktu malam, sungguh Allah Azza Wa Jalla akan menggenggam (jiwa) seseorang ketika tidurnya dan menjaganya serta memberinya segala apa yang di minta dari hajat dunia dan akhirat”.
Aku berkata: “Wahai, saudaraku Jibril! Tambahilah (keterangan) kepadaku”. Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya Aku telah bertanya kepada Allah Ta’ala tentang itu. Allah Azza Wa Jalla berfirman:
“Demi keperkasaan-Ku, demi keagungan-Ku, demi kemurahan-Ku, demi kemulyaan-Ku, dan tingginya keluhuran-Ku didalam kedudukan-Ku, dengan kekuasaan-Ku, sesungguhnya barang siapa yang beriman kepada-Ku dan percaya kepadamu dan percaya kepada doa ini dan pahalaNya, niscaya Aku akan memberinya kerajaan.
Sesungguhnya Aku adalah Allah yang tidak akan berkurang perbendaharaan-Ku dan tidak akan musnah apa yang ada disisi-Ku. Walaupun Aku menjadikan surga untuk salah seorang dari hamba-Ku, tidak akan menjadi berkurang perbendaharaan-Ku”.
Dan barang siapa berdoa dengan doa ini disertai niat yang tulus lagi bersih dan tidak tercampur dengan keraguan (dibaca) pada awal dan akhir bulan Ramadhan dan pada setiap malam Jum’at, Allah Ta’ala akan memberinya pahala dengan 70.000 Malaikat di setiap penjuru langit dan 70.000 Malaikat di kota Madinah, dan (diberikan pula) 70.000 Malaikat di arah Barat.
Setiap Malaikat mempunyai 20.000 kepala. Dan setiap kepala mempunyai 70.000 mulut. Dan setiap mulut mempunyai 70.000 lidah yang bertasbih kepada Allah Ta’ala dengan bahasa yang berbeda-beda. Dan menjadikan pahala mereka untuk orang yang membaca doa ini.
Wahai, Nabiyullah! Barang siapa berdoa dengan doa ini, tidak ada penghalang antara dia dengan Allah, dan tidak ada sesuatupun yang dicari (diminta) selain bahwa Allah akan memberikan kepadanya.
Wahai, Utusan Allah! Setiap hamba yang berdoa dengan doa ini, Allah akan mengutus baginya ketika keluar dari kuburnya dengan 70.000 Malaikat. Di setiap tangan Malaikat terdapat bendera dari cahaya dan (diutus pula) 70.000 pelayan laki-laki.
Setiap pelayan mengendalikan kendaraan yang sangat bagus yang bagian dalamnya terbuat dari mutiara dan bagian luarnya terbuat dari batu permata hijau, dan motif hiasannya terbuat dari permata yakut merah. Di atas setiap kendaraan tersebut terdapat kubah (yang terbuat) dari cahaya.
Di setiap kubah terdapat 400 pintu dengan tirai (yang terbuat) dari sutra tipis yang berkilauan. Di setiap kubah terdapat pelayan wanita yang juntaian rambutnya seharum minyak misik (kesturi). Diatas kepala setiap pelayan itu terdapat mahkota dari emas yang kemerahan.
Para Malaikat itu bertasbih kepada Allah Ta’ala, menyucikan-Nya, dan membaca tahlil kepada-Nya. Serta menjadikan pahala tasbih mereka, penyucian mereka, dan tahlil mereka untuk hamba yang beriman yang membaca serta berdoa dengan doa ini.
Setelah itu diutus pula 70.000 Malaikat dan setiap Malaikat membawa gelas piala yang terbuat dari mutiara putih. Di dalamnya terdapat empat jenis minuman, yaitu minuman dari air, minuman dari arak murni, minuman dari susu, dan minuman dari madu. Di setiap tutupnya terdapat sapu tangan yang bertuliskan: Lâ ilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lahu:
Dan di bawahnya terdapat cincin/materai sebagai hadiah dari Allah Al-Bariy kepada Fulan Bin Fulan yang senantiasa tekun dan teratur membaca doa ini. Dan pembaca doa ini berkedudukan di pelataran hari kiyamat. sampai-sampai seluruh makhluk memperhatikannya dan bertanya-tanya: “Nabi siapa ini?” Sedangkan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan dan pembantu-pembantu yang berkendaraan sangat bagus serta para Malaikat mengelilingi dari depan dan belakangnya, mereka mengiring (mengawal) sampai dibawah ‘Arsy. Kemudian ada seruan dari arah (Allah) Ar-Rahman: “Wahai, hamba-Ku! Masuklah ke surga dengan tanpa hisab!” Wahai, Utusan Allah! Siapapun hamba yang berdoa dengan doa ini Malaikat menjadi kelelahan dalam mencatat kebaikannya.
Aku bertanya: “Wahai, saudaraku Jibril! Balasan apa yang diberikan kepada orang yang berdoa dengan doa ini di awal dan akhir Ramadhan sebanyak tiga kali?” Jibril menjawab: “Wahai, Muhammad! Sungguh Allah telah mengharamkan jasadnya tersentuh api neraka. Dan barang siapa berdoa dengan doa ini maka sesungguhnya baginya disisi Allah ketentuan dan kedudukan yang mulya.
Dan barang siapa berdoa dengan doa ini, Allah mewakilkan Malaikat untuk menjaganya dari perbuatan maksiat, dan bertasbih kepada Allah, dan mengkuduskannya, dan menjaganya dari segala marabahaya. Dan membukakan baginya pintu-pintu surga yang tembus dengan pintu-pintu neraka. Dan selama ia hidup maka ia berada dalam perlindungan Allah Ta’ala, dan ketika wafatnya maka sungguh telah disediakan baginya apa-apa yang (dahulu)telah Kami tentukan kepadanya”. Nabi SAW bersabda: “Berilah himbauan padaku tentang doa ini!” Kemudian Jibril menjawab: “Takutlah kepada Allah… takutlah kepada Allah… Janganlah engkau mengajarkan doa ini kecuali kepada orang-orang yang beriman”.
Al-Husain ibn Ali ibn Abu Thalib karramallahu wajhah berkata: “Baginda Rasulullah mewasiatkan kepadaku untuk mengagungkan doa ini dan menjaganya.”
Kemudian Ali karramallahu wajhah wa radhiyallahu ‘anh berkata tentang hal ini: “Ada beberapa cerita tentang doa ini yang mengisahkan kecepatan terkabulnya permintaan. Dan doa ini memuat 1001 Nama yang telah dijadikan oleh Allah Ta’ala sebagai Perisai dan Pengaman bagi orang yang berdoa dengan doa ini dari perkara dunia dan akhirat, juga (doa ini adalah) obat”.
Nabi SAW bersabda: “Wahai, Ali! Ajarilah keluargamu dan teman-temanmu dan doronglah mereka (agar berdoa) dengan doa ini dan jadikanlah perantaraan kepada Allah Ta’ala dengan Nama-nama-Nya dan mengenal terhadap nikmat-nikmat-Nya, dan haramkan atas mereka jika mengajarkan doa itu kepada orang musyrik. Karena sesungguhnya tidak ada hajat yang diminta kepada Allah selain bahwa Allah akan memberikan kepadanya dan menjaganya dari apa-apa yang ditakutinya.
Nabi SAW bersabda: “Wahai, Ali! Saudaraku Jibril telah memberitahukan kepadaku tentang keutamaan doa ini, bahwa tidak ada yang mengetahui keutamaannya (dengan Haqq) selain Allah Ta’ala sendiri. Dan doa ini mengandung banyak khasiyat, sehingga kami meringkas penjelasannya karena khawatir memanjang-lebarkan.
Maka, wahai orang yang memiliki hizib yang agung dan doa yang mustajab ini, berlaku atasmu bila engkau membacanya, (bahwa) walaupun setiap hari sekali, atau setiap Jum’at sekali, walaupun sekali tiap bulan, walaupun setiap tahun hanya sekali, dan sekalipun selama hidupmu hanya sekali: Jagalah dengan seksama.
Karena sesungguhnya doa ini bermanfaat bagi orang yang membawanya atau membacanya dimanapun tempat yang dikehendakinya. Aku akan menuturkan kepadamu beberapa faedahnya ketika engkau membawanya dalam keadaan suci yang sempurna dan dengan niat yang tulus (bersih) dari keraguan. Karena sesungguhnya niat itu bermanfaat bagi yang memilikinya, sedangkan ikhlas lebih bermanfaat.
Doa ini bermanfaat untuk menguatkan rasa cinta-kasih, agar memudahkan dalam penerimaan sesuatu, untuk mengalahkan argumentasi lawan, untuk menghadapi hakim dan pemerintah, para sultan/pemimpin, para akuntan, untuk menghadapi musuh, untuk (keamanan) perjalanan siang dan malam, untuk menghindari sabetan pedang, tombak dan panah, untuk penyakit mata dan pandangan kabur, untuk membatalkan sihir, untuk melepaskan orang yang diikat, untuk melepaskan tawanan, dan melepaskan orang yang dipenjara.
(Dan faedahnya lagi bagi) yang membaca doa ini dan membawanya akan dibebaskan dengan izin Allah Ta’ala. Juga untuk menghadapi ular kecil, kalajengking, ular besar, untuk menghindari anak panah, untuk menolak segala alat dari besi, untuk mendatangkan hajat, untuk orang hamil agar mudah melahirkan, untuk pengantin agar berseri-seri, untuk mencegah peluru, (dengan syarat) ketika membawanya dalam keadaan suci dan dengan niat yang tulus (bersih) dari keraguan.
Maka, wahai orang yang memiliki Hizib ini, pertahankanlah kesungguhanmu dan jagalah doa ini, maka Allah akan menjagamu jika engkau menjaganya. Dan sungguh telah lepas dari tanggunganku kepada tanggunganmu dan aku berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Sebaik-baik Wakil, dan cukuplah Dia bagiku, dan kepada-Nyalah aku berserah diri”. Doa ini telah dituturkan dan dibaca penjelasannya dengan memuji Allah Ta’ala. Telah selesai penjelasan Hizib yang diberkahi ini yang dinamakan dengan “Hirzul Jausyan”.
—oOo—
Penjelasan diatas kami terjemahkan dari Syarâh Al-Jawsyan oleh Syeikh Mahrus ‘Aly (1907-1985), terbitan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, cetakan 1423H/2002M. Dalam setiap akhir ayat membaca:
Subhânaka lâ ilâha illâ antal ghowtsul ghowtsul ghowts, khollishnâ minan nâri yâ robbi. (Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, tolonglah, tolonglah, tolonglah, selamatkan kami dari api neraka wahai Tuhanku). Inilah Doa nya Hirzul Jawsyan Kabir :
JAWSYAN KABIR (1001 ASMA ALLAH)
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ allôhu, yâ rohmânu, yâ rohîmu, yâ karîmu, yâ muqîmu, yâ ‘azhîmu, yâ qodîmu, yâ ‘alîmu, yâ halîmu, yâ hakîmu. (1) Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: wahai Allah, wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Penyayang, wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Kokoh, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Terdahulu, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Santun, wahai Yang Maha Bijaksana.
Yâ
sayyidas sâdât, yâ mujîbad da’awât, yâ rôfi’ad darojât, yâ waliyyal
hasanât, yâ ghôfirol khothî`ât, yâ mu’thiyal mas`alât, yâ qôbilat
tawbât, yâ sâmi’al ashwât, yâ ‘âlimal khofiyyât, yâ dâfi’al baliyyât.
(2)
Wahai Tuan semua tuan, wahai Yang Menjawab semua doa, wahai Yang
Meninggikan semua derajat, wahai Yang Memiliki semua kebaikan, wahai
Yang Mengampuni semua kesalahan, wahai Yang Memberi semua permintaan,
wahai Yang Menerima semua taubat, wahai Yang Mendengar semua suara,
wahai Yang Mengetahui semua yang tersembunyi, wahai Yang Menolak
bala-bencana.
Yâ khoyrol
ghôfirîn, yâ khoyrol fâtihîn, yâ khoyron nâshirîn, yâ khoyrol hâkimîn,
yâ khoyror rôziqîn, yâ khoyrol wâritsîn, yâ khoyrol hâmidîn, yâ khoyrodz
dzâkirîn, yâ khoyrol munzilîn, yâ khoyrol muhsinîn. (3)
Wahai Yang Terbaik dari semua yang mengampuni, wahai Yang Terbaik
dari semua yang memberi kemenangan, wahai Yang Terbaik dari semua yang
memberi pertolongan, wahai Yang Terbaik dari semua yang menghakimi,
wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi rizki, wahai Yang Terbaik
dari semua yang mewarisi, wahai Yang Terbaik dari semua yang memuji,
wahai Yang Terbaik dari semua yang mengingat, wahai Yang Terbaik dari
semua yang menurunkan sesuatu, wahai Yang Terbaik dari semua yang
berbuat kebaikan.
Yâ man
lahul ‘izzatu wal jamâl, yâ man lahul qudrotu wal kamâl, yâ man lahul
mulku wal jalâl, yâ man huwal kabîrul muta’âl, yâ munsyi`as sahâbits
tsiqôl, yâ man huwa syadîdul mihâl, yâ man huwa sarî’ul hisâb, yâ man
huwa syadîdul ‘iqôb, yâ man ‘indahû husnuts tsawâb, yâ man ‘indahû ummul
kitâb. (4)
Wahai Yang bagi-Nyalah keperkasaan dan keindahan, wahai Yang
bagi-Nyalah kekuasaan dan kesempurnaan, wahai Yang bagi-Nyalah kerajaan
dan keagungan, wahai Dialah Yang Maha Besar lagi ditinggikan, wahai Yang
Mengadakan awan yang bermuatan, wahai Dialah Yang Maha Keras tipu
daya-Nya, wahai Dialah Yang Maha Cepat perhitungan-Nya, wahai Dialah
Yang Maha Keras hukuman-Nya, wahai Yang disisi-Nyalah pahala yang baik,
wahai Yang disisi-Nyalah Induk Kitab.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ hannânu, yâ mannânu, yâ dayyânu, yâ burhânu,
yâ sulthônu, yâ ridhwânu, yâ ghufrônu, yâ subhânu, yâ musta’ânu, yâ dzal
manni wal bayân. (5)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: wahai Sang Pengasih, wahai Sang Pemurah, wahai Sang
Pemenang, wahai Sang Pembukti, wahai Sang Sultan, wahai Yang Suka
Meridhoi, wahai Yang Suka Mengampuni, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang
Dimintai pertolongan, wahai Sang Pemilik kemurahan dan penjelasan.
Yâ man
tawâdho’a kullu syay`in li’azhomatihi, yâ manistaslama kullu syay`in
liqudrotihi, yâ man dzalla kullu syay`in li’izzatihi, yâ man khodho’a
kullu syay`in lihaybatihi, yâ maninqôda kullu syay`in min khosy-yatihi,
yâ man tasyaqqoqotil jibâlu min makhôfatihi, yâ man qômatis samâwâtu
bi-amrihi, yâ manistaqorrotil ardhûna bi-idznihi, yâ man yusabbihur
ro’du bihamdihi, yâ man lâ ya’tadî ‘alâ ahli mamlakatihi. (6)
Wahai Yang segala sesuatu tunduk dalam keagungan-Nya, wahai Yang
segala sesuatu pasrah dalam kekuasaan-Nya, wahai Yang segala sesuatu
takluk dalam keperkasaan-Nya, wahai Yang segala sesuatu merendah dalam
kehebatan-Nya, wahai Yang segala sesuatu merunduk karena takut
kepada-Nya, wahai Yang semua gunung terbelah karena takut kepada-Nya,
wahai Yang semua langit tegak dengan perintah-Nya, wahai Yang semua bumi
terhampar dengan izin-Nya, wahai Yang petir bertasbih dengan
puji-pujian-Nya, wahai Yang tidak menzalimi penghuni kerajaan-Nya.
Yâ
ghôfirol khothôyâ, yâ kâsyifal balâyâ, yâ muntahar rojâyâ, yâ mujzilal
‘athôyâ, yâ wâhibal hadâyâ, yâ rôziqol barôyâ, yâ qôdhiyal manâyâ, yâ
sâmi’asy syakâyâ, yâ bâ’itsal barôyâ, yâ muthliqol usâro. (7)
Wahai Yang Mengampuni semua kesalahan, wahai Yang Menghilangkan
segala bala’-bencana, wahai Yang Akhir dari semua harapan, wahai Yang
Melimpahkan pemberian, wahai Yang Mencurahkan semua karunia, wahai Yang
Pemberi rizki semua makhluk, wahai Yang Menunaikan semua harapan, wahai
Yang Mendengar semua pengaduan, wahai Yang Membangkitkan manusia, wahai
Yang Membebaskan semua tawanan.
Yâ dzal
hamdi wats tsanâ`i, yâ dzal fakhri wal bahâ`i, yâ dzal majdi was sanâ`i,
yâ dzal ‘ahdi wal wafâ`i, yâ dzal ‘afwi war ridhô`i, yâ dzal manni wal
‘athô`i, yâ dzal fadhli wal qodhô`i, yâ dzal ‘izzi wal baqô`i, yâ dzal
jûdi was sakhô`i, yâ dzal âlâ`i wan na’mâ`i. (8)
Wahai Yang Memiliki segala puja dan puji, wahai Yang Memiliki
keagungan dan kebesaran, wahai Yang Memiliki kemuliaan dan cahaya, wahai
Yang Memiliki janji dan kesetian, wahai Yang Memiliki pengampuan dan
ridha, wahai Yang Memiliki karunia dan pemberian, wahai Yang Memiliki
keutamaan dan ketentuan, wahai Yang Memiliki kemuliaan dan keabadian,
wahai Yang Memiliki kedermawanan dan kasih sayang, wahai Yang Memiliki
semua karunia dan kenikmatan.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ mâni’u, yâ dâfi’u, yâ rôfi’u, yâ shôni’u, yâ
nâfi’u, yâ sâmi’u, yâ jâmi’u, yâ syâfi’u, yâ wâsi’u, yâ mûsi’u. (9)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Pencegah, wahai Sang Pemenang, wahai Sang
Pengangkat, wahai Sang Pembuat, wahai Sang Pemberi manfaat, wahai Sang
Pendengar, wahai Sang Pengumpul, wahai Sang Penolong, wahai Sang
Pengluas, wahai Sang Pemberi keluasan.
Yâ shôni’a
kulli mashnû’in, yâ khôliqo kulli makhlûqin, yâ rôziqo kulli marzûqin,
yâ mâlika kulli mamlûkin, yâ kâsyifa kulli makrûbin, yâ fârija kulli
mahmûmin, yâ rôhima kulli marhûmin, yâ nâshiro kulli makhdzûlin, yâ
sâtiro kulli ma’yûbin, yâ malja`a kulli mathrûdin. (10)
Wahai Sang Pembuat semua
yang dibuat, wahai Sang Pencipta semua yang dicipta, wahai Sang Pemberi
semua yang diberikan, wahai Sang Pemilik semua yang dimiliki, wahai Sang
Penghapus semua yang terbebani, wahai Yang Melonggarkan semua duka,
wahai Sang Penyayang semua yang disayang, wahai Sang Penolong semua yang
terlantar, wahai Sang Penutup semua yang tercela, wahai Tempat
berlindung semua yang terusir.
Yâ
‘uddatiy ‘inda siddatî, yâ rojâ`î ‘inda mushîbatî, yâ mû`nisî ‘inda
wakhsyatî, yâ shôhibî ‘inda ghurbatî, yâ waliyyî ‘inda ni’matî, yâ
ghiyâtsî ‘inda kurbatî, yâ dalîlî ‘inda hayrotî, yâ ghonâ`î
‘indaftiqôrî, yâ malja`î indadhthirôrî, yâ mu’înî ‘inda mafza’î. (11)
Wahai Pembelaku dalam kesulitanku, wahai Harapanku dalam
musibahku, wahai Penghiburku dalam kesepianku, wahai Sahabatku dalam
keterasinganku, wahai kekasihku dalam nikmatku, wahai Penolongku dalam
kesusahanku, wahai Pembimbingku dalam kebingunganku, wahai Kekayaanku
dalam kefakiranku, wahai Sandaranku dalam kesengsaraanku, wahai
Penolongku dalam pencarian perlindunganku.
Yâ
‘allâmal ghuyûb, yâ ghoffârodz dzunûb, yâ sattârol ‘uyûb, yâ kâsyifal
kurûb, yâ muqollibal qulûb, yâ thobîbal qulûb, yâ munawwirol qulûb, yâ
anîsal qulûb, yâ mufarrijal humûm, yâ munaffisal ghumûm. (12)
Wahai Yang Mengetahui semua keghaiban, wahai Yang Mengampuni
dosa-dosa, wahai Yang Menutupi aib-aib, wahai Yang Menghilangkan
beban-derita, wahai Yang Membolak-balikkan hati, wahai Sang dokter semua
hati, wahai Yang Menerangi semua hati, wahai Yang Melembutkan semua
hati, wahai Yang Menyingkapkan semua kesedihan, wahai Yang membuka tabir
kegelapan.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ jalîlu, yâ jamîlu, yâ wakîlu, yâ kafîlu, yâ
dalîlu, yâ qobîlu, yâ mudîlu, yâ munîlu, yâ muqîlu, yâ muhîlu. (13)
Oh, Allah!
Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai
Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Indah, wahai Yang Maha Mewakili, wahai
Sang Penjamin, wahai Sang Penuntun, wahai Sang Penerima, wahai Sang
Pemenang, wahai Sang Pemberi, wahai Sang Pembangkit, wahai Sang
Pengubah.
Yâ dalîlal
mutahayyirîn, yâ ghiyâtsal mustaghîtsîn, yâ shorîkhol mustashrihîn, yâ
jârol mustajîrîn, yâ amânal khô`ifîn, yâ ‘awnal mu`minîn, yâ rôhimal
masâkîn, yâ malja`al ‘âshîn, yâ ghôfirol mudznibîn, yâ mujîba da’watil
mudhthorrîn. (14)
Wahai Yang Menuntun orang-orang yang bingung, wahai Yang Menolong
orang-orang yang minta pertolongan, wahai Yang Menjawab orang-orang
yang minta bantuan, wahai Yang Melindungi orang-orang yang minta
perlindungan, wahai Yang Mengamankan orang-orang yang ketakutan, wahai
Yang Menolong orang-orang beriman, wahai Yang Menyayangi orang-orang
miskin, wahai tempat berlindung orang-orang yang bermaksiat, wahai Yang
Mengampuni orang-orang yang berdosa, wahai Yang Menjawab doa orang-orang
yang sengsara.
Yâ dzal
jûdi wal ihsâni, yâ dzal fadhli wal imtinâni, yâ dzal amni wal amâni, yâ
dzal qudsi was sub-hâni, yâ dzal hikmati wal bayâni, yâ dzar rohmati
war ridhwâni, yâ dzal hujjati wal burhâni, yâ dzal ‘azhomati was
sulthôni, yâ dzar ro`fati wal musta’âni, yâ dzal ‘afwi wal ghufrôni.
(15)
Wahai Yang Memiliki kedermawanan kebaikan, wahai Yang Memiliki
karunia dan anugerah, wahai Yang Memiliki keamanan dan pengamanan, wahai
Yang Memiliki kesucian dan kesempurnaan, wahai Yang Memiliki hikmah dan
penjelasan, wahai Yang Memiliki rahmat dan keridhaan, wahai Yang
Memiliki argumen dan penjelasan, wahai Yang Memiliki keagungan dan
kekuasaan, wahai Yang Memiliki kasih-sayang dan pertolongan, wahai Yang
Memiliki maaf dan pengampunan.
Yâ man
huwa robbu kulli syay`in, yâ man huwa ilâhu kulli syay`in, yâ man huwa
khôliqu kulli syay`in, yâ man huwa shôni’u kulli syay`in, yâ man huwa
qobla kulli syay`in, yâ man huwa ba’da kulli syay`in, yâ man huwa fawqo
kulli syay`in, yâ man huwa ‘âlimun bikulli syay`in, yâ man huwa qôdirun
‘alâ kulli syay`in, yâ man huwa yabqô wa yafnâ kullu syay`in. (16)
Wahai Dialah Pengatur segala
sesuatu, wahai Dialah Tuhan segala sesuatu, wahai Dialah Pencipta segala
sesuatu, wahai Dialah Pembuat segala sesuatu, wahai Dialah Yang ada
sebelum segala sesuatu, wahai Dialah Yang ada sesudah segala sesuatu,
wahai Dialah Yang diatas segala sesuatu, wahai Dialah Yang Mengetahui
segala sesuatu, wahai Dialah Yang Berkuasa atas segala sesuatu, wahai
Dialah Yang Kekal setelah musnah segala sesuatu.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ mu`minu, yâ muhayminu, yâ mukawwinu, yâ
mulaqqinu, yâ mubayyinu, yâ muhawwinu, yâ mumakkinu, yâ muzayyinu, yâ
mu’linu, yâ muqossimu. (17)
Oh,
Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut)
Nama-Mu: Wahai Yang Memberi rasa aman, wahai Yang Maha Mencinta, wahai
Yang Maha Menyusun, wahai Yang Maha Membimbing, wahai Yang Maha
Menjelaskan, wahai Yang Maha Memudahkan, wahai Yang Maha Mengokohkan,
wahai Yang Maha Menghias, wahai Yang Maha Membentuk, wahai Yang Maha
Membagi.
Yâ man
huwa fî mulkihi muqîmun, yâ man huwa fî sulthônihi qodîmun, yâ man huwa
fî jalâlihi ‘azhîmun, yâ man huwa ‘alâ ‘ibâdihi rohîmun, yâ man huwa
bikulli syay`in ‘alîmun, yâ man huwa biman ‘ashôhû halîmun, yâ man huwa
biman rojâhû karîmun, yâ man huwa fî shun’ihi hakîmun, yâ man huwa fî
hikmatihi lathîfun, yâ man huwa fî luthfihi qodîmun. (18)
Wahai Dialah Yang Kekal dalam kerajaan-Nya, wahai Dialah Yang
Terdahulu dalam kekuasaan-Nya, wahai Dialah Yang Agung dalam
kebesaran-Nya, wahai Dialah Yang Penyayang kepada semua hamba-Nya, wahai
Dialah Yang Mengetahui segala sesuatu, wahai Dialah Yang (tetap)
Menyantuni orang-orang yang mendurhakai-Nya, wahai Dialah Yang Dermawan
kepada orang yang berharap kepada-Nya, wahai Dialah Yang Bijaksana dalam
ciptaan-Nya, wahai Dialah Yang Lembut dalam kebijaksanaan-Nya, wahai
Dialah Yang Terdahulu dalam kelembutan-Nya.
Yâ man lâ
yurjâ illâ fadhluhu, yâ man lâ yus`alu illâ ‘afwuhu, yâ man lâ yunzhoru
illâ birruhu, yâ man lâ yukhôfu illâ ‘adluhu, yâ man lâ yadûmu illâ
mulkuhu, yâ man lâ sulthôna illâ sulthônuhu, yâ man wasi’at kulla
syay`in rohmatuhu, yâ man sabaqot rohmatuhû ghodhobahu, yâ man ahâtho
bikulli syay`in ‘ilmuhu, yâ man laysa ahadun mitslahu. (19)
Wahai Yang tidak diharapkan kecuali karunia-Nya, wahai Yang tidak
dimohon kecuali maaf-Nya, wahai Yang tidak dipandang kecuali
kebaikan-Nya, wahai Yang tidak ditakuti kecuali keadilan-Nya, wahai Yang
tidak ada yang abadi kecuali kerajaan-Nya, wahai Yang tidak ada
kekuasaan kecuali kekuasaan-Nya, wahai Yang rahmat-Nya meliputi segala
sesuatu, wahai Yang rahmat-Nya mendahului murka-Nya, wahai Yang ilmu-Nya
meliputi segala sesuatu, wahai Yang tak ada seorangpun yang
menyerupai-Nya.
Yâ fârijal
hammi, yâ kâsyifal ghommi, yâ ghôfirodz dzanbi, yâ qôbilat tawbi, yâ
khôliqol kholqi, yâ shôdiqol wa’di, yâ mûfiyal ‘ahdi, yâ ‘âlimas sirri,
yâ fâliqol habbi, yâ rôziqol anâmi. (20)
Wahai Yang Membahagiakan duka, wahai Yang Menghilangkan derita,
wahai Yang Mengampuni dosa, wahai Yang Menerima taubat, wahai Yang
Mencipta makhluk, wahai Yang Menepati janji, wahai Yang Memenuhi janji,
wahai Yang Mengetahui rahasia, wahai Yang Membelah benih, wahai Yang
Memberi rizki makhluk hidup.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ ‘aliyyu, yâ wafiyyu, yâ ghoniyyu, yâ maliyyu,
yâ hafiyyu, yâ rodhiyyu, yâ zakiyyu, yâ badiyyu, yâ qowiyyu, yâ waliyyu.
(21)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Menepati,
wahai Yang Maha Kaya, wahai Yang Maha Memenuhi, wahai Yang Maha Setia,
wahai Yang Maha Meridhoi, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang Maha Tampak,
wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Memimpin.
Yâ man
azh-harol jamîl, yâ man satarol qobîh, yâ man lam yu`âkhidz bil-jarîroh,
yâ man lam yahtikis sitro, yâ ‘azhîmal ‘afwi, yâ hasanat tajâwuz, yâ
wâsi’al maghfiroh, yâ bâsithol yadayni birrohmah, yâ shôhiba kulli
najwa, yâ muntahâ kulli syakwa. (22)
Wahai Yang Menampakkan keindahan, wahai Yang Menutupi keburukan,
wahai Yang tidak (lekas) menghukum yang salah, wahai Yang tidak mengoyak
tabir, wahai Yang Amat besar maaf-Nya, wahai Yang Maha Baik dan
Bijaksana, wahai Yang Maha Luas ampunan-Nya, wahai Yang Membentangkan
kekuasaan dengan kasih sayang, wahai Pemilik segala bisik-rahasia, wahai
Tujuan akhir dari segala pengaduan.
Yâ dzan
ni’matis sâbighoh, yâ dzar rohmatil wâsi’ah, yâ dzal minnatis sâbiqoh,
yâ dzal hikmatil bâlighoh, yâ dzal qudrotil kâmilah, yâ dzal hujjatil
qôthi’ah, yâ dzal karômatizh zhôhiroh, yâ dzal ‘izzatid dâ`imah, yâ dzal
quwwatil matînah, yâ dzal ‘azhomatil manî’ah. (23)
Wahai Sang Pemilik nikmat yang sempurna, wahai Sang Pemilik kasih
yang luas, wahai Sang Pemilik anugerah yang terdahulu, wahai Sang
Pemilik kebijaksanaan yang paripurna, wahai Sang Pemilik kekuasaan yang
sempurna, wahai Sang Pemilik bukti yang mematikan, wahai Sang Pemilik
kemuliaan yang nyata, wahai Sang Pemilik keperkasaan yang abadi, wahai
Sang Pemilik kekuatan yang kokoh, wahai Sang Pemilik keagungan yang tak
terkalahkan.
Yâ badî’as
samâwât, yâ jâ’ilazh zhulumât, yâ rôhimal ‘abarôt, yâ muqîlal ‘atsarôt,
yâ sâtirol ‘awrôt, yâ muhyiyal amwât, yâ munzilal âyât, yâ mudho’’ifal
hasanât, yâ mâhiyas sayyi`ât, yâ syadîdan naqimât. (24)
Wahai Yang Memulai penciptaan langit, wahai Yang Menjadikan
kegelapan, wahai Yang Menyayangi orang-orang yang mencucurkan air mata,
wahai Yang Memaafkan kesalahan, wahai Yang Menutupi perkara-perkara yang
memalukan, wahai Yang Menghidupkan apapun yang mati, wahai Yang
Menurunkan ayat-ayat (tanda-tanda), wahai Yang Melipatgandakan kebaikan,
wahai Yang Menghapus keburukan, wahai Yang sangat keras siksa-Nya.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ mushowwiru, yâ muqoddiru, yâ mudabbiru, yâ
muthohhiru, yâ munawwiru, yâ muyassiru, yâ mubasysyiru, yâ mundziru, yâ
muqoddimu, yâ mu`akhkhiru. (25)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Membentuk, wahai Yang Menentukan, wahai
Yang Mengatur, wahai Yang Membersihkan, wahai Yang Menerangi, wahai Yang
Memudahkan, wahai Yang Mengabarkan kegembiraan, wahai Yang
Memperingatkan, wahai Yang Mendahului, wahai Yang Mengakhiri.
Yâ robbal
baytil harôm, yâ robbasy syahril harôm, yâ robbal baladil harôm, yâ
robbar rukni wal maqôm, yâ robbal masy’aril harôm, yâ robbal masjidil
harôm, yâ robbal hilli wal-harôm, yâ robban nûri wazh zholâm, yâ robbat
tahiyyati was salâm, yâ robbal qudroti fil anâm. (26)
Wahai
Tuhan Pemilik rumah yang suci, wahai Tuhan Pemilik bulan yang suci,
wahai Tuhan Pemilik negeri yang suci, wahai Tuhan Pemilik rukun (Yamani)
dan maqam (Ibrahim), wahai Tuhan Pemilik Masy’aril haram, wahai Tuhan
Pemilik Masjidil Haram, wahai Tuhan Pemilik halal dan haram, wahai Tuhan
Pemilik cahaya dan kegelapan, wahai Tuhan Yang Memberi kedamaian dan
keselamatan, wahai Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua makhluk-Nya.
Yâ ahkamal
hâkimîn, yâ a’dalal ‘âdilîn, yâ ashdaqosh shôdiqîn, yâ ath-haroth
thôhirîn, yâ ahsanal khôliqîn, yâ asro’al hâsibîn, yâ asma’as sâmi’în,
yâ abshoron nâzhirîn, yâ asyfa’asy syâfi’în, yâ akromal akromîn. (27)
Wahai Yang Paling Bijaksana dari semua yang bijaksana, wahai Yang
Paling Adil dari semua yang adil, wahai Yang Paling Benar dari semua
yang benar, wahai Yang Paling Bersih dari semua yang bersih, wahai Yang
Paling Indah penciptaan-Nya, wahai Yang Paling Cepat perhitungan-Nya,
wahai Yang Paling Mendengar dari semua yang mendengar, wahai Yang Paling
Melihat dari semua yang memperhatikan, wahai Yang Paling Membela dari
semua yang membela, wahai Yang Paling Mulia dari semua yang mulia.
Yâ ‘imâda
man lâ ‘imâda lahu, yâ sanada man lâ sanada lahu, yâ dzukhro man lâ
dzukhro lahu, yâ hirza man lâ hirza lahu, yâ ghiyâtsa man lâ ghiyâtsa
lahu, yâ fakhro man lâ fakhro lahu, yâ ‘izza man lâ ‘izza lahu, yâ
mu’îna man lâ mu’îna lahu, yâ anîsa man lâ anîsa lahu, yâ amâna man lâ
amâna lahu. (28)
Wahai Tiang orang yang tak punya tiang, wahai Sandaran orang yang
tak punya sandaran, wahai Simpanan orang yang tak punya simpanan, wahai
Pelindung orang yang tak punya perlindungan, wahai Penolong orang yang
tak punya pertolongan, wahai Kebanggaan orang yang tak punya kebanggaan,
wahai Kemuliaan orang yang tak punya kemuliaan, wahai Penolong orang
yang tak punya pertolongan, wahai Penghibur orang yang tak punya
penghibur, wahai Keamanan orang yang tak punya keamanan.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ ‘âshimu, yâ qô`imu, yâ dâ`imu, yâ rôhimu, yâ
sâlimu, yâ hâkimu, yâ ‘âlimu, yâ qôsimu, yâ qôbidhu, yâ bâsithu. (29)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Penjaga, wahai Sang Pengawas, wahai Yang
Kekal, wahai Sang Penyayang, wahai Sang Penyelamat, wahai Sang Hakim,
wahai Sang Pengabar, wahai Sang Pembagi, wahai Sang Penggenggam, wahai
Sang Pembentang.
Yâ ‘âshima
manista’shomahu, yâ rôhima manistarhamahu, yâ ghôfiro manistaghfarohu,
yâ nâshiro manistanshorohu, yâ hâfizho manistahfazhohu, yâ mukrima
manistakromahu, yâ mursyida manistarsyadahu, yâ shorîkho
manistashrokhohu, yâ mu’îna manista’ânahu, yâ mughîtsa manistaghôtsahu.
(30)
Wahai Pelindung bagi yang memohon perlindungan-Nya, wahai
Pengasih bagi yang memohon kasih-sayang-Nya, wahai Pengampun bagi yang
memohon pengampunan-Nya, wahai Penolong bagi yang memohon
pertolongan-Nya, wahai Penjaga bagi yang memohon penjagaan-Nya, wahai
Yang Memuliakan bagi yang memohon kemuliaan-Nya, wahai Pembimbing bagi
yang memohon bimbingan-Nya, wahai Penolong bagi yang menjerit memohon
pertolongan-Nya, wahai Yang Membantu bagi yang memohon bantuan-Nya,
wahai Pencurah bagi yang memohon curahan-Nya.
Yâ ‘azîzan
lâ yudhôm, yâ lathîfan lâ yurôm, yâ qoyyûman lâ yanâm, yâ dâ`iman lâ
yafût, yâ hayyan lâ yamût, yâ malikan lâ yazûl, yâ bâqiyan lâ yafnâ, yâ
‘âliman lâ yajhal, yâ shomadan lâ yuth’am, yâ qowiyyan lâ yadh’uf. (31)
Wahai
Yang Maha Mulia tak pernah terhinakan, wahai Yang Maha Lembut tak
pernah hancur, wahai Yang Maha Mengawasi tak pernah tidur, wahai Yang
Abadi tak pernah punah, wahai Yang Hidup tak pernah mati, wahai Yang
Maha Kuasa tak pernah binasa, wahai Yang Maha Kekal tak pernah fana’,
wahai Yang Maha Mengetahui tak pernah bodoh, wahai Tempat bergantung
yang tak pernah membutuhkan makan, wahai Yang Maha kuat tak pernah
terlemahkan.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ ahadu, yâ wâhidu, yâ syâhidu, yâ mâjidu, yâ
hâmidu, yâ rôsyidu, yâ bâ’itsu, yâ wâritsu, yâ dhôrru, yâ nâfi’u. (32)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Tunggal, wahai Yang Maha Esa, wahai
Yang Maha Menyaksikan, wahai Yang Maha Luhur, wahai Yang Maha Memuji,
wahai Yang Maha Membimbing (kepada kebenaran), wahai Yang Maha
Membangkitkan, wahai Yang Maha Mewariskan, wahai Yang Maha Memberi
bahaya, wahai Yang Maha Memberi kemanfaatan.
Yâ a’zhoma
min kulli ‘azhîmin, yâ akroma min kulli karîmin, yâ arhama min kulli
rohîmin, yâ a’lama min kulli ‘alîmin, yâ ahkama min kulli hakîmin, yâ
aqdama min kulli qodîmin, yâ akbaro min kulli kabîrin, yâ althofa min
kulli lathîfin, yâ ajalla min kulli jalîlin, yâ a’azza min kulli
‘azîzin. (33)
Wahai Yang Paling Agung dari segala yang teragung, wahai Yang
Paling Mulia dari segala yang termulia, wahai Yang Paling Penyayang dari
segala yang penyayang, wahai Yang Paling Mengetahui dari segala yang
mengetahui, wahai Yang Paling Bijaksana dari segala yang bijaksana,
wahai Yang Paling Terdahulu dari segala yang terdahulu, wahai Yang
Paling Besar dari segala yang terbesar, wahai Yang Paling Lembut dari
segala yang terlembut, wahai Yang Paling Hebat dari segala yang hebat,
wahai Yang Paling Perkasa dari segala yang perkasa.
Yâ
karîmash shof-hi, yâ ‘azhîmal manni, yâ katsîrol khoyri, yâ qodîmal
fadhli, yâ dâ`imal luthfi, yâ lathîfash shun’iy, yâ munaffisal karbi, yâ
kâsyifadh dhurri, yâ mâlikal mulki, yâ qôdhiyal haqqi. (34)
Wahai Yang Mulia ampunan-Nya, wahai Yang Agung karunia-Nya, wahai
Yang Banyak kebaikan-Nya, wahai Yang Terdahulu keutamaan-Nya, wahai
Yang Langgeng kelembutan-Nya, wahai Yang Lembut perbuatan-Nya, wahai
Yang Meringankan kedukaan, wahai Yang Melenyapkan bahaya, wahai Sang
Raja Diraja, wahai Yang Menentukan kebenaran.
Yâ man
huwa fî ‘ahdihi wafiyyun, yâ man huwa fî wafâ`ihi qowiyyun, yâ man huwa
fî quwwatihi ‘aliyyun, yâ man huwa fî ‘uluwwihi qorîbun, yâ man huwa fî
qurbihi lathîfun, yâ man huwa fî luthfihi syarîfun, yâ man huwa fî
syarofihi ‘azîzun, yâ man huwa fî ‘izzihi ‘azhîmun, yâ man huwa fî
‘azhomatihi majîdun, yâ man huwa fî majdihi hamîdun. (35)
Wahai Dialah Yang Menepati janji-Nya, wahai Dialah Yang Kuat
dalam menepati janji-Nya, wahai Dialah Yang Maha Tinggi kekuatan-Nya,
wahai Dialah Yang Dekat ketinggian-Nya, wahai Dialah Yang Maha Lembut
kedekatan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Mulia kelembutan-Nya, wahai Dialah
Yang Maha Perkasa kemuliaan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Agung
keperkasaan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Luhur keagungan-Nya, wahai
Dialah Yang Maha Terpuji keluhuran-Nya.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ kâfî, yâ syâfî, yâ wâfî, yâ mu’âfî, yâ hâdî,
yâ dâ’î, yâ qôdhî, yâ rôdhî, yâ ‘âlî, yâ bâqî. [36]
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Mencukupi, wahai Yang Maha
Menyembuhkan, wahai Yang Maha Memenuhi janji, wahai Yang Maha Memaafkan,
wahai Yang Maha Memberi petunjuk, wahai Yang Maha Menyeru, wahai Yang
Maha Menentukan, wahai Yang Maha Meridhoi, wahai Yang Maha Tinggi, wahai
Yang Maha Kekal.
Yâ man
kullu syay`in khôdhi’un lahu, yâ man kullu syay`in khôsyi’un lahu, yâ
man kullu syay`in kâ`inun lahu, yâ man kullu syay`in mawjûdun bihi, yâ
man kullu syay`in munîbun ilayhi, yâ man kullu syay`in khô`ifun minhu,
yâ man kullu syay`in qô`imun bihi, yâ man kullu syay`in shô`irun ilayhi,
yâ man kullu syay`in yusabbihu bihamdihi, yâ man kullu syay`in hâlikun
illâ wajhahu. [37]
Wahai Yang segala sesuatu takluk kepada-Nya, wahai Yang segala
sesuatu tunduk kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu ada karena-Nya,
wahai Yang segala sesuatu wujud dengan-Nya, wahai Yang segala sesuatu
kembali kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu takut oleh-Nya, wahai Yang
segala sesuatu tegak dengan-Nya, wahai Yang segala sesuatu menuju
kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu bertasbih memuji-Nya, wahai Yang
segala sesuatu musnah kecuali Wajah (Dzat)-Nya.
Yâ man lâ
mafarro illâ ilayhi, yâ man lâ mafza’a illâ ilayhi, yâ man lâ maqshoda
illâ ilayhi, yâ man lâ manjâ minhû illâ ilayhi, yâ man lâ yurghobu illâ
ilayhi, yâ man lâ hawla walâ quwwata illâ bihi, yâ man lâ yusta’ânu illâ
bihi, yâ man lâ yutawakkalu illâ ‘alayhi, yâ man lâ yurjâ illâ huwa, yâ
man lâ yu’badu illâ huwa. [38]
Wahai Yang tiada tempat berlari kecuali kepada-Nya, wahai Yang
tiada tempat berlindung kecuali kepada-Nya, wahai Yang tiada tempat yang
dituju kecuali pada-Nya, wahai Yang tiada diselamatkan kecuali
oleh-Nya, wahai Yang tiada diinginkan kecuali Dia, wahai Yang tiada daya
dan kekuatan kecuali dengan-Nya, wahai Yang tiada dimohon pertolongan
kecuali Dia, wahai Yang tiada tempat berserah diri kecuali kepada-Nya,
wahai Yang tiada diharapkan kecuali Dia, wahai Yang tiada disembah
kecuali Dia.
Yâ khoyrol
marhûbîn, yâ khoyrol marghûbîn, yâ khoyrol mathlûbîn, yâ khoyrol
mas`ûlîn, yâ khoyrol maqshûdîn, yâ khoyrol madzkûrîn, yâ khoyrol
masykûrîn, yâ khoyrol mahbûbîn, yâ khoyrol mad’uwwîn, yâ khoyrol
musta`nisîn. [39]
Wahai Sebaik-baik dari semua yang diharapkan, wahai Sebaik-baik
dari semua yang diinginkan, wahai Sebaik-baik dari semua yang dicari,
wahai Sebaik-baik dari semua yang dimintai, wahai Sebaik-baik dari semua
yang dimaksud, wahai Sebaik-baik dari semua yang diingat, wahai
Sebaik-baik dari semua yang disyukuri, wahai Sebaik-baik dari semua yang
dicintai, wahai Sebaik-baik dari semua yang diseru, wahai Sebaik-baik
dari semua yang disukai.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ ghôfiru, yâ sâtiru, yâ qôdiru, yâ qôhiru, yâ
fâthiru, yâ kâsiru, yâ jâbiru, yâ dzâkiru, yâ nâzhiru, yâ nâshiru. [40]
Oh,
Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut)
Nama-Mu: Wahai Sang Pengampun, wahai Sang Penutup, wahai Sang Penentu,
wahai Sang Penakluk, wahai Sang Pencipta, wahai Sang Pemecah, wahai Sang
Penghimpun kembali, wahai Sang Penyebut, wahai Sang Pemirsa, wahai Sang
Penolong.
Yâ man
kholaqo fasawwâ, yâ man qoddaro fahadâ, yâ man yaksyiful balwâ, yâ man
yasma’un najwâ, yâ man yunqidzul ghorqô, yâ man yunjil halkâ, yâ man
yasyfil mardhô, yâ man adh-haka wa abkâ, yâ man amâta wa ahyâ, yâ man
kholaqoz zawjaynidz dzakaro wal untsâ. [41]
Wahai Yang Menciptakan lalu Menyempurnakan, wahai Yang
Mentakdirkan lalu memberi petunjuk, wahai Yang Menghilangkan bala’,
wahai Yang Mendengar semua rintihan, wahai Yang Menyelamatkan yang
tenggelam, wahai Yang Menyelamatkan yang binasa, wahai Yang Menyembuhkan
yang sakit, wahai Yang Membuat tertawa dan menangis, wahai Yang
Mematikan dan Menghidupkan, wahai Yang Menciptakan berpasangan laki-laki
dan perempuan.
Yâ man fil
barri wal bahri sabîluhu, yâ man fil âfâqi âyâtuhu, yâ man fil âyâti
burhânuhu, yâ man fil mamâti qudrotuhu, yâ man fil qubûri ‘ibrotuhu, yâ
man fin nâri ‘iqôbuhu, yâ man fil mîzâni qodhô`uhu, yâ man fil jannati
tsawâbuhu, yâ man fil qiyâmati mulkuhu, yâ man fil hisâbi haybatuhu.
[42]
Wahai Yang jalan-Nya ada di darat dan di laut, wahai Yang
tanda-tanda-Nya di ufuk-ufuk langit, wahai Yang pembuktian-Nya ada
didalam tanda-tanda, wahai Yang kepastian-Nya ada didalam
kematian-kematian, wahai Yang pelajaran-Nya ada didalam kubur-kubur,
wahai Yang kerajaan-Nya ada di hari kiamat, wahai Yang kehabatan-Nya ada
didalam perhitungan amal, wahai Yang ketentuan-Nya ada didalam neraca,
wahai Yang imbalan-Nya ada di surga, wahai Yang hukuman-Nya ada di
neraka.
Yâ man
ilayhi yahrabul khô`ifûn, yâ man ilayhi yafza’ul mudznibûn, yâ man
ilayhi yaqshidul munîbûn, yâ man ilayhi yarghobuz zâhidûn, yâ man ilayhi
yalja`ul mutahayyirûn, yâ man bihi yasta`nisul murîdûn, yâ man bihi
yaftahirul muhibbûn, yâ man fî ‘afwihi yathma’ul khôthi`ûn, yâ man
ilayhi yaskunul mûqinûn, yâ man ‘alayhi yatawakkalul mutawakkilûn. (43)
Wahai Yang kepada-Nyalah larinya orang-orang yang takut, wahai
Yang kepada-Nyalah orang-orang berdosa berharap, wahai Yang
kepada-Nyalah tujuan orang-orang yang kembali, wahai Yang kepada-Nyalah
orang-orang yang meninggalkan dunia berpaling, wahai Yang kepada-Nyalah
orang-orang yang bingung mencari perlindungan, wahai Yang dengan-Nyalah
para pencari memesrakan diri, wahai Yang dengan-Nyalah para pecinta
membesarkan hati, wahai Yang dalam ampunan-Nya para pendosa berharap,
wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang yang yakin bermukim, wahai Yang
kepada-Nyalah orang-orang yang tawakal berserah diri.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ habîbu, yâ thobîbu, yâ qorîbu, yâ roqîbu, yâ
hasîbu, yâ muhîbu, yâ mutsîbu, yâ mujîbu, yâ khobîru, yâ bashîru. (44)
Oh,
Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut)
Nama-Mu: Wahai Sang Kekasih, wahai Sang Penyembuh, wahai Sang Dekat,
wahai Sang Pengawas, wahai Sang Penghitung, wahai Sang Pemberi, wahai
Sang Pengajar, wahai Sang Pengabul, wahai Sang Maha Mengetahui, wahai
Sang Maha Melihat.
Yâ aqroba
min kulli qorîbin, yâ ahabba min kulli habîbin, yâ abshoro min kulli
bashîrin, yâ akhbaro min kulli khobîrin, yâ asyrofa min kulli syarîfin,
yâ arfa’a min kulli rofî’in, yâ aqwâ min kulli qowiyyin, yâ aghnâ min
kulli ghoniyyin, yâ ajwada min kulli jawâdin, yâ ar`afa min kulli
ro`ûfin. (45)
Wahai Yang Paling Dekat dari segala yang terdekat, wahai Yang
Paling Mencintai dari segala yang mencintai, wahai Yang Paling Melihat
dari segala yang melihat, wahai Yang Paling Mengetahui dari segala yang
mengetahui, wahai Yang Paling Mulia dari segala yang termulia, wahai
Yang Paling Tinggi dari segala yang tertinggi, wahai Yang Paling Penyantun dari segala yang penyantun.
Yâ
ghôliban ghoyro maghlûbin, yâ shôni’an ghoyro mashnû’in, yâ khôliqon
ghoyro makhlûqin, yâ mâlikan ghoyro mamlûkin, yâ qôhiron ghoyro
maqhûrin, yâ rôfi’an ghoyro marfû’in, yâ hâfizhon ghoyro mahfûzhin, yâ
nâshiron ghoyro manshûrin, yâ syâhidan ghoyro ghô`ibin, yâ qorîban
ghoyro ba’îdin. (46)
Wahai Yang Mengalahkan tanpa pernah dikalahkan, wahai Yang
Menjadikan tanpa pernah dijadikan, wahai Yang Menciptakan tanpa pernah
diciptakan, wahai Yang Memiliki tanpa pernah dimiliki, wahai Yang
Menundukkan tanpa pernah ditundukkan, wahai Yang Mengangkat tanpa pernah
diangkat, wahai Yang Menjaga tanpa pernah dijaga, wahai Yang Menolong
tanpa pernah ditolong, wahai Yang Menyaksikan tanpa pernah tak melihat,
wahai Yang Dekat tanpa pernah jauh.
Yâ nûron
nûr, yâ munawwiron nûr, yâ khôliqon nûr, yâ mudabbiron nûr, yâ
muqoddiron nûr, yâ nûro kulli nûri, yâ nûron qobla kulli nûr, yâ nûron
ba’da kulli nûr, yâ nûron fawqo kulli nûr, yâ nûron laysa kamitslihi
nûr. (47)
Wahai Cahayanya cahaya, wahai Yang Menerangi cahaya, wahai
Pencipta cahaya, wahai Yang Mengatur cahaya, wahai Yang Menentukan kadar
cahaya, wahai Cahaya segala cahaya, wahai Cahaya sebelum semua cahaya,
wahai Cahaya sesudah semua cahaya, wahai Cahaya diatas segala cahaya,
wahai Cahaya yang tidak dapat diserupai cahaya.
Yâ man
‘athô`uhû syarîfun, yâ man fi’luhû lathîfun, yâ man luthfuhû muqîmun, yâ
man ihsânuhû qodîmun, yâ man qowluhû haqqun, yâ man wa’duhû shidqun, yâ
man ‘afwuhû fadhlun, yâ man ‘adzâbuhû ‘adlun, yâ man dzikruhû hulwun,
yâ man fadhluhû ‘amîmun. (48)
Wahai Yang pemberian-Nya Maha Mulia, wahai Yang pekerjaan-Nya
Maha Lembut, wahai Yang kelembutan-Nya Maha Tetap, wahai Yang
kebaikan-Nya Maha Terdahulu, wahai Yang firman-Nya adalah kebenaran,
wahai Yang janji-Nya adalah benar, wahai Yang maaf-Nya adalah keutamaan,
wahai Yang adzab-Nya adalah keadilan, wahai Yang mengingat-Nya terasa
manis, wahai Yang keutamaan-Nya merata.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ musahhilu, yâ mufashshilu, yâ mubaddilu, yâ
mudzallilu, yâ munazzilu, yâ munawwilu, yâ mufdhilu, yâ mujzilu, yâ
mumhilu, yâ mujmilu. (49)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Memudahkan, wahai Yang Menjelaskan, wahai
Yang Menggantikan, wahai Yang Menghinakan, wahai Yang Menurunkan, wahai
Yang Memberikan, wahai Yang Mengutamakan, wahai Yang Menghormati, wahai
Yang Membebaskan, wahai Yang Mengindahkan.
Yâ man
yarô walâ yurô, yâ man yakhluqu walâ yukhlaq, yâ man yahdiy walâ yuhdâ,
yâ man yuhyiy walâ yuhyâ, yâ man yas`alu walâ yus`alu, yâ man yuth’imu
walâ yuth’amu, yâ man yujîru walâ yujâru ‘alayh, yâ man yaqdhiy walâ
yuqdhô ‘alayh, yâ man yahkumu walâ yuhkamu ‘alayh, yâ man lam yalid wa
lam yûlad wa lam yakul lahû kufuwan ahad. (50)
Wahai Yang Melihat dan tidak dilihat, wahai Yang Menciptakan dan
tidak diciptakan, wahai Yang Memberi petunjuk dan tidak diberi petunjuk,
wahai Yang Menghidupkan dan tidak dihidupkan, wahai Yang Menanyakan dan
tidak ditanyakan, wahai Yang Memberi makan dan tidak diberi makan,
wahai Yang Melindungi dan tidak dilindungi, wahai Yang Menetapkan dan
tidak ditetapkan, wahai Yang Menghakimi dan tidak dihakimi, wahai Yang
Tidak melahirkan dan tidak dilahirkan serta tak ada satupun setara
bagi-Nya.
Yâ ni’mal
hasîb, yâ ni’math thobîb, yâ ni’mar roqîb, yâ ni’mal qorîb, yâ ni’mal
mujîb, yâ ni’mal habîb, yâ ni’mal kafîl, yâ ni’mal wakîl, yâ ni’mal
mawlâ, yâ ni’man nashîr. (51)
Wahai Sebaik-baik Penghitung, wahai Sebaik-baik Penyembuh, wahai
Sebaik-baik Pengawas, wahai Sebaik-baik Pendekat, wahai Sebaik-baik
Penjawab, wahai Sebaik-baik Pecinta, wahai Sebaik-baik Penjamin, wahai
Sebaik-baik Pewakil, wahai Sebaik-baik Pembela, wahai Sebaik-baik
Penolong.
Yâ surûrol
‘ârifîn, yâ munal muhibbîn, yâ anîsal murîdîn, yâ habîbat tawwâbîn, yâ
rôziqol muqillîn, yâ rojâ`al mudznibîn, yâ qurrota ‘aynil ‘âbidîn, yâ
munaffisal ‘anil makrûbîn, yâ mufarrija ‘anil maghmûmîn, yâ ilâhal
awwalîna wal âkhirîn. (52)
Wahai Kebahagiaan para arifin, wahai Dambaan para pencinta, wahai
Penghibur para pencari, wahai Kekasih orang-orang yang bertaubat, wahai
Pemberi rizki orang-orang yang kekurangan, wahai Harapan para pendosa,
wahai Penyejuk hati para pengabdi, wahai Yang Membahagiakan orang-orang
yang sengsara, wahai Yang Menyenangkan orang-orang yang menderita, wahai
Tuhan orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ robbanâ, yâ ilâhanâ, yâ sayyidanâ, yâ mawlânâ,
yâ nâshironâ, yâ hâfizhonâ, yâ dalîlanâ, yâ mu’înanâ, yâ habîbanâ, yâ
thobîbanâ. (53)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Rabb kami, wahai Tuhan kami, wahai Tuan kami,
wahai Pemimpin kami, wahai Penolong kami, wahai Penjaga kami, wahai
Penuntun kami, wahai Pembela kami, wahai Pencinta kami, wahai Penyembuh
kami.
Yâ robban
nabiyyîna wal abrôri, yâ robbash shiddîqîna wal akhyâri, yâ robbal
jannati wan nâri, yâ robbash shighôri wal kibâri, yâ robbal hubûbi wats
tsimâri, yâ robbal anhâri wal asyjâri, yâ robbash shahâri wal qifâri, yâ
robbal barôri wal bihâri, yâ robbal layli wan nahâri, yâ robbal a’lâni
wal asrôri. (54)
Wahai Tuhan para nabi dan orang-orang yang berbakti, wahai Tuhan
orang-orang yang benar dan orang-orang pilihan, wahai Tuhan (pengatur)
surga dan neraka, wahai Tuhan orang-orang kecil dan orang-orang besar,
wahai Tuhan (pengatur) biji-bijian dan buah-buahan, wahai Tuhan
(pengatur) sungai-sungai dan pepohonan, wahai Tuhan (pengatur) padang
pasir dan gurun, wahai Tuhan (pengatur) daratan dan lautan, wahai Tuhan
(pengatur) siang dan malam, wahai Tuhan (pengatur) semua yang nampak dan
yang tersembunyi.
Yâ man
nafadza fî kulli syay`in amruhu, yâ man lahiqo fî kulli syay`in ‘ilmuhu,
yâ man balaghot ilâ kulli syay`in qudrotuhu, yâ man lâ tuhshil ‘ibâdu
ni’amahu, yâ man lâ tablughul kholâ`iqu syukrohu, yâ man lâ tudrikul
afhâmu jalâlahu, yâ man lâ tanâlul awhâmu kunhahu, yâ manil ‘azhomatu
wal kibriyâ`u ridâ`uhu, yâ man lâ taruddul ‘ibâdu qodhô`ahu, yâ man lâ
mulka illâ mulkuhu, yâ man lâ ‘athô`a illâ ‘athô`uhu. (55)
Wahai Yang perintah-Nya terlaksana didalam segala sesuatu, wahai
Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, wahai Yang kekuasaan-Nya mencapai
segala sesuatu, wahai Yang nikmat-Nya kepada semua hamba tidak dapat
dihitung, wahai Yang rasa syukur-Nya tidak dapat dicapai oleh makhluk,
wahai Yang kebesaran-Nya tidak dapat dijangkau pemahaman, wahai Yang
inti terdalam-Nya tidak dapat dicapai oleh angan-angan, wahai Yang
pakaian-Nya adalah keagungan dan kesombongan, wahai Yang ketetapan-Nya
tidak dapat ditolak semua hamba, wahai Yang tidak ada kerajaan selain
kerajaan-Nya, wahai Yang tak ada pemberian kecuali pemberian-Nya.
Yâ man
lahul matsalul a’lâ, yâ man lahush shifâtul ‘ulyâ, yâ man lahul âkhirotu
wal ûlâ, yâ man lahul jannatul ma`wâ, yâ man lahul âyâtul kubrô, yâ man
lahul asmâ`ul husnâ, yâ man lahul hukmu wal qodhô`, yâ man lahul hawâ`u
wal fadhô`, yâ man lahul ‘arsyu wats tsarô, yâ man lahus samâwâtul
‘ulâ. (56)
Wahai Yang milik-Nyalah perumpamaan tertinggi, wahai Yang
milik-Nyalah sifat Yang Luhur, wahai Yang milik-Nyalah akhirat dan
dunia, wahai Yang milik-Nyalah surga tempat kembali, wahai Yang
milik-Nyalah tanda-tanda yang besar, wahai Yang milik-Nyalah nama-nama
yang baik, wahai Yang milik-Nyalah hukum dan ketentuan, wahai Yang
milik-Nyalah keinginan dan ketentuan, wahai Yang milik-Nyalah Arsy dan
tatasurya, wahai Yang milik-Nyalah langit-langit yang tinggi.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ ‘afuwwu, yâ ghofûru, yâ shobûru, yâ syakûru,
yâ ro`ûfu, yâ ‘athûfu, yâ mas`ûlu, yâ wadûdu, yâ subbûhu, yâ quddûsu.
(57)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Pemaaf, wahai Sang Pengampun, wahai Sang
Penyabar, wahai Sang Pensyukur, wahai Sang Penyantun, wahai Sang
Penghiba Hati, wahai Yang Selalu dimintai, wahai Yang Maha Kasih, wahai
Yang Maha Suci, wahai Yang Maha Qudus.
Yâ man fis
samâ`i ‘azhomatihi, yâ man fil ardhi âyâtuhu, yâ man fî kulli syay`in
dalâ`iluh, yâ man fil bihâri ‘ajâ`ibuhu, yâ man fil jibâli khozâ`inuhu,
yâ man yabda`ul kholqo tsumma yu’îduhu, yâ man ilayhi yarji’ul amru
kulluhu, yâ man azhharo fî kulli syay`in luthfahu, yâ man ahsana kullu
syay`in kholqohu, yâ man tashorrofa fil kholâ`iqi qudrotuhu. (58)
Wahai Yang keagungan-Nya ada di langit, wahai Yang ayat-ayat-Nya
ada di bumi, wahai Yang tuntunan-Nya ada didalam segala sesuatu, wahai
Yang keajaiban-Nya ada di laut, wahai Yang khazanah-Nya ada di
gunung-gunung, wahai Yang Memulai penciptaan lalu Mengulanginya, wahai
Yang kepada-Nyalah kembalinya semua perkara, wahai Yang menampakkan
kelembutan-Nya didalam segala sesuatu, wahai Yang Memperindah penciptaan
segala sesuatu, wahai Yang kekuasaan-Nya meliputi semua makhluk.
Yâ habîba
man lâ habîba lahu, yâ thobîba man lâ thobîba lahu, yâ mujîba man lâ
mujîba lahu, yâ syafîqo man lâ syafîqo lahu, yâ rofîqo man lâ rofîqo
lahu, yâ mughîtsa man lâ mughîtsa lahu, yâ dalîla man lâ dalîla lahu, yâ
anîsa man lâ anîsa lahu, yâ rôhima man lâ rôhima lahu, yâ shôhiba man
lâ shôhiba lahu. (59)
Wahai
Kekasih bagi yang tak memiliki kekasih, wahai Penyembuh bagi yang tak
memiliki penyembuh, wahai Penjawab doa bagi yang putus asa mengharap
yang lain, wahai Kawan bagi yang tak memiliki kawan, wahai Teman sejati
bagi yang tak memiliki teman, wahai Penolong bagi yang tak memiliki
penolong, wahai Pemberi petunjuk bagi yang tak memiliki petunjuk, wahai
Pemberi ketenteraman bagi yang tidak memiliki pemberi ketenteraman,
wahai Pengasih bagi yang tak memiliki pengasih, wahai Sahabat bagi yang
tak memiliki sahabat.
Yâ kâfiya
manistakfâhu, yâ hâdiya manistahdâhu, yâ kâli`a manistaklâhu, yâ rô`iya
manistar’âhu, yâ syâfiya manistasyfâhu, yâ qôdhiya manistaqdhôhu, yâ
mughniya manistaghnâhu, yâ mûfiya manistawfâhu, yâ muqowwiya
manistaqwâhu, yâ waliyya manistawlâhu. (60)
Wahai Yang Mencukupi orang yang mengharap kecukupan, wahai
Pembimbing orang yang mengharap bimbingan, wahai Pelindung orang yang
mengharap perlindungan, wahai Pemelihara orang yang mengharap penjagaan,
wahai Penyembuh orang yang mengharap kesembuhan, wahai Yang
Memperkenankan orang yang memohon hajat, wahai Yang Memberi kekayaan
pada orang yang mengharap kekayaan, wahai Yang Memenuhi janji orang yang
dipenuhi janjinya, wahai Yang Memberi kekuatan orang mengharap
kekuatan, wahai Kekasih orang yang mengharap kekasih.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ khôliqu, yâ rôziqu, yâ nâthiqu, yâ shôdiqu, yâ
fâliqu, yâ fâriqu, yâ fâtiqu, yâ rôtiqu, yâ sâbiqu, yâ sâmiqu. (61)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Pencipta, wahai Sang Pemberi rizki, wahai
Sang Pembicara, wahai Yang Maha Benar, wahai Sang Pembelah (benih),
wahai Sang Pemisah, wahai Sang Pemecah, wahai Sang Penyatu-padu, wahai
Sang Pendahulu, wahai Sang Pengakhir.
Yâ man
yuqollibul layla wan nahâr, yâ man ja’alazh zhulumâti wal anwâr, yâ man
kholaqozh zhilla wal harûr, yâ man sakhkhorosy syamsa wal qomar, yâ man
qoddarol khoyro wasy syarro, yâ man kholaqol mawta wal hayâta, yâ man
lahul kholqu wal amr, yâ man lam yattakhid shôhibatan walâ walada, yâ
man laysa lahû syarîkun fil mulki, yâ man lam yakun lahû waliyyun minadz
dzulli. (62)
Wahai Yang Membolak-balikkan malam dan siang, wahai Yang
Menjadikan kegelapan dan cahaya, wahai Yang Menciptakan naungan dan
angin panas, wahai Yang Mengedarkan matahari dan rembulan, wahai Yang
Menentukan kebaikan dan keburukan, wahai Yang Menciptakan kematian dan
kehidupan, wahai Yang bagi-Nyalah penciptaan dan semua urusan, wahai
Yang tidak beristri dan (tidak pula) anak, wahai Yang tidak ada bagi-Nya
sekutu didalam kerajaan-Nya, wahai Yang tidak ada bagi-Nya penolong
karena kehinaan.
Yâ man
ya’lamu murôdal murîdîn, yâ man ya’lamu dhomîrosh shômitîn, yâ man
yasma’u anînal wâhinîn, yâ man yarô bukâ`al khô`ifîn, yâ man yamliku
hawâ`ijas sâ`ilîn, yâ man yaqbalu ‘udzrot tâ`ibîn, yâ man lâ yushlihû
‘amalal mufsidîn, yâ man lâ yudhî`u ajrol muhsinîn, yâ man lâ yab’udu
‘an qulûbil ‘ârifîn, yâ ajwadal ajwadîn. (63)
Wahai Yang Mengetahui tujuan para pencari, wahai Yang Mengetahui
suara hati orang-orang yang diam, wahai Yang Mendengar rintihan
orang-orang yang terbaring lemah, wahai Yang Memperhatikan ratap-tangis
orang-orang yang ketakutan, wahai Yang Memiliki hajat kebutuhan para
pemohon, wahai Yang Menerima alasan yang disampaikan orang-orang yang
bertaubat, wahai Yang tak sudi berdamai dengan perbuatan para pengrusak,
wahai Yang tidak mengabaikan imbalan untuk orang-orang yang berbuat
baik, wahai Yang tidak menjauhkan Diri dari hati orang-orang yang arif,
wahai Yang Paling Dermawan dari semua yang dermawan.
Yâ dâ`imal
baqô`i, yâ sâmi’ad du’â`i, yâ wâsi’al ‘athô`i, yâ ghôfirol khothô`i, yâ
badî’as samâ`i, yâ hasanal balâ`i, yâ jamîlats tsanâ`i, yâ qodîmas
sanâ`i, yâ katsîrol wafâ`i, yâ syarîfal jazâ`i. (64)
Wahai Yang Kekal keabadian-Nya, wahai Yang Maha Mendengar doa,
wahai Yang Maha Luas pemberian-Nya, wahai Yang Maha Mengampuni
kesalahan, wahai Yang Menciptakan langit, wahai Sebaik-baik Penguji,
wahai Yang Maha Indah pujian-Nya, wahai Yang terdahulu keagungan-Nya,
wahai Yang Memenuhi janji, wahai Yang Maha Mulia pembalasan-Nya.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ sattâru, yâ ghoffâru, yâ qohhâru, yâ jabbâru,
yâ shobbâru, yâ bârru, yâ mukhtâru, yâ fattâhu, yâ naffâhu, yâ murtâhu.
(65)
Oh,
Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut)
Nama-Mu: wahai Yang Maha Menutupi, wahai Yang Maha Pengampun, wahai Yang
Maha Menaklukkan, wahai Yang Maha Menundukkan, wahai Yang Maha Sabar,
wahai Yang Maha Baik, wahai Yang Maha Menjadi pilihan, wahai Yang
Membuka semua pintu, wahai Yang Maha Pemberi karunia, wahai Yang Maha
Pemberi keindahan dan kebahagiaan.
Yâ man
kholaqonî wa sawwânî, yâ man rozaqonî wa robbânî, yâ man ath’amanî wa
saqônî, yâ man qorrobanî wa adnânî, yâ man ‘ashomanî wa kafânî, yâ man
hafizhonî wa kalânî, yâ man a’azzanî wa aghnânî, yâ man waffaqonî wa
hadânî, yâ man ânasanî wa âwanî, yâ man amâtanî wa ahyânî. (66)
Wahai Yang Menciptakanku dan Menyempurnakanku, wahai Yang Memberi
rizki dan membimbingku, wahai Yang Memakaniku dan Meminumiku, wahai
Yang Mendekatiku dan Menghampiriku, wahai Yang Menjagaku dan
Melindungiku, wahai Yang Memeliharaku dan Melindungiku, wahai Yang
Memuliakanku dan Mencukupiku, wahai Yang Membimbingku dan Menunjukiku,
wahai Yang Menghiburku dan Mengayomiku, wahai Yang Mematikanku dan
Menghidupkanku.
Yâ man
yuhiqqul haqqo bikalimâtihi, yâ man yaqbalut tawbata ‘an ‘ibâdihi, yâ
man yahûlu baynal mar`i wa qolbihi, yâ man lâ tanfa’usy syafâ’atu illâ
bi-idznihi, yâ man huwa a’lamu biman dholla ‘an sabîlihi, yâ man lâ
mu’aqqiba lihukmihi, yâ man lâ rôdda liqodhô`ihi, yâ maninqôda kullu
syay`in li-amrihi, yâ manis samâwâtu mathwiyyâtun biyamînihi, yâ man
yursilur riyâha busyron bayna yaday rohmatihi. (67)
Wahai Yang Mengokohkan kebenaran dengan firman-Nya, wahai Yang
Menerima taubat hamba-hamba-Nya, wahai Yang Membatasi antara seseorang
dengan hatinya, wahai Yang tidak berguna syafaat selain dengan izin-Nya,
wahai Dialah Yang Paling Tahu terhadap orang yang tersesat di
jalan-Nya, wahai Yang tidak ada yang dapat menghindari hukum-Nya, wahai
Yang tidak ada yang dapat menolak ketentuan-Nya, wahai Yang Menundukkan
segala sesuatu kepada perintah-Nya, wahai Yang langit menjadi
berlapis-lapis dengan kekuasaan-Nya, wahai Yang Mengutus Angin sebagai
pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya.
Yâ man
ja’alal ardho mihâdâ, yâ man ja’alal jibâla awtâdâ, yâ man ja’alasy
syamsa sirôjâ, yâ man ja’alal qomaro nûrô, yâ man ja’alal layla libâsâ,
yâ man ja’alan nahâro ma’âsyâ, yâ man ja’alan nawma subâtâ, yâ man
ja’alas samâ`a binâ`â, yâ man ja’alal asy-yâ`a azwâjâ, yâ man ja’alan
nâro mirshôdâ. (68)
Wahai Yang Menjadikan bumi sebagai hamparan, wahai Yang
Menjadikan gunung-gunung sebagai tiang, wahai Yang Menjadikan matahari
sebagai pelita, wahai Yang Menjadikan rembulan bercahaya, wahai Yang
Menjadikan malam sebagai pakaian, wahai Yang Menjadikan siang sebagai
mata pencaharian, wahai Yang Menjadikan tidur sebagai istirahat, wahai
Yang Menjadikan langit sebagai bangunan, wahai Yang Menjadikan segala
sesuatu berpasang-pasangan, wahai Yang Menjadikan neraka sebagai tempat
pengawasan.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ samî’u, yâ syafî’u, yâ rofî’u, yâ manî’u, yâ
sarî’u, yâ badî’u, yâ kabîru, yâ qodîru, yâ khobîru, yâ mujîru. (69)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Mendengar, wahai Yang Maha Memberi
syafaat, wahai Yang Maha Mengangkat, wahai Yang Maha Mencegah, wahai
Yang Maha Cepat, wahai Yang Maha Memulai penciptaan, wahai Yang Maha
Besar, wahai Yang Maha Kuasa, wahai Yang Maha Waspada, wahai Yang Maha
Melindungi.
Yâ hayyan
qobla kulli hayyin, yâ hayyan ba’da kulli hayyin, yâ hayyul ladzî laysa
kamitslihi hayyun, yâ hayyul ladzî lâ yusyârikuhu hayyun, yâ hayyul
ladzî lâ yahtâju ilâ hayyin, yâ hayyul ladzî yumîtu kulla hayyin, yâ
hayyul ladzî yarzuqu kulla hayyin, yâ hayyan lam yaritsil hayâta min
hayyin, yâ hayyul ladzî yuhyil mawtâ, yâ hayyu yâ qoyyûmu lâ ta`khudzuhû
sinatun walâ nawm. (70)
Wahai Yang Hidup sebelum semua yang hidup, wahai Yang Hidup
sesudah semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tak terserupai oleh
semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tak tersekutukan oleh semua yang
hidup, wahai Yang Hidup yang tak butuh pada semua yang hidup, wahai
Yang Hidup yang mematikan semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang
memberi rizki semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tidak mewarisi
kehidupan dari yang hidup, wahai Yang Hidup yang menghidupkan semua yang
mati, wahai Yang Hidup wahai Yang Mengawasi yang tak pernah kantuk dan
tak pernah tidur.
Yâ man
lahû dzikrun lâ yunsâ, yâ man lahû nûrun lâ yuthfâ, yâ man lahû ni’amun
lâ tu’addu, yâ man lahû mulkun lâ yazûlu, yâ man lahû tsanâ`un lâ
yuhshô, yâ man lahû jalâlun lâ yukayyafu, yâ man lahû kamâlun lâ
yudroku, yâ man lahû qodhô`un lâ yuroddu, yâ man lahû shifâtun lâ
tubaddalu, yâ man lahû nu’ûtun lâ tughoyyaru. (71)
Wahai Yang Milik-Nyalah sebutan tak terlupakan, wahai Yang
milik-Nyalah cahaya tak terpadamkan, wahai Yang Milik-Nyalah nikmat tak
terbilang, wahai Yang Milik-Nyalah kerajaan tak berkesudahan, wahai Yang
Milik-Nyalah puji-pujian tak terhitung, wahai Yang Milik-Nyalah
keagungan tak terputus, wahai Yang Milik-Nyalah kesempurnaan tak
terjangkau, wahai Yang Milik-Nyalah ketentuan tak tertolak, wahai Yang
Milik-Nyalah sifat-sifat tak tergantikan, wahai Yang Milik-Nyalah
karakter tak pernah berubah.
Yâ robbal
‘âlamîn, yâ mâlika yawmid dîn, yâ ghôyatath thôlibîn, yâ zhohrol lâjjîn,
yâ mudrikal hâribîn, yâ man yuhibbush shôbirîn, yâ man yuhibbut
tawwâbîn, yâ man yuhibbul mutathohhirîn, yâ man yuhibbul muhsinîn, yâ
man huwa a’lamu bil muhtadîn. (72)
Wahai Tuhan semesta alam, wahai Sang Raja di hari pembalasan,
wahai Tujuan para pencari, wahai Tumpuan para pencari perlindungan,
wahai Yang Menghampiri orang-orang yang berlari (kepada-Nya), wahai Yang
Mencintai orang-orang yang sabar, wahai Yang Mencintai orang-orang yang
bertaubat, wahai Yang Mencintai orang-orang yang berbuat baik, wahai
Dialah Yang paling Mengetahui tentang orang-orang yang diberi petunjuk.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ syafîqu, yâ rofîqu, yâ hafîzhu, yâ muhîthu, yâ
muqîthu, yâ mughîtsu, yâ mu’izzu, yâ mudzillu, yâ mubdi`u, yâ mu’îdu.
(73)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: wahai Sang Pelindung, wahai Sahabat sejati, wahai
Sang Pemelihara, wahai Yang Maha Meliputi, wahai Yang Maha Memerahkan,
wahai Yang Maha Membantu, wahai Yang Maha Mengokohkan, wahai Yang Maha
Melemahkan, wahai Yang Maha Memulai, wahai Yang Maha Mengulangi.
Yâ man
huwa ahadun bilâ dhiddîn, yâ man huwa fardun bilâ niddîn, yâ man huwa
shomadun bilâ ‘aybin, yâ man huwa witrun bilâ kayfin, yâ man huwa qôdhin
bilâ hayfin, yâ man huwa robbun bilâ wazîrin, yâ man huwa ‘azîzun bilâ
dzullin, yâ man huwa ghoniyyun bilâ faqrin, yâ man huwa malikun bilâ
‘azlin, yâ man huwa mawshûfun bilâ syabîhin. (74)
Wahai Dialah Yang Maha Esa tanpa tandingan, wahai Dialah Yang
Maha Tunggal tanpa saingan, wahai Dialah Tempat berlindung tanpa aib,
wahai Dialah Yang Maha Sendiri tanpa perubahan, wahai Dialah Yang Maha
Menghakimi tanpa aniaya, wahai Dialah Yang Maha Mengatur tanpa pembantu,
wahai Dialah Yang Maha Mulia tanpa kehinaan, wahai Dialah Yang Maha
Kaya tanpa kemiskinan, wahai Dialah Yang Maha Raja tanpa pergantian,
wahai Dia Yang Disifati tanpa penyerupaan.
Yâ man
dzikruhû syarofun lidz dzâkirîn, yâ man syukruhû fawzun lisy syâkirin,
yâ man hamduhû ‘izzun lil hâmidîn, yâ man thô’atuhû najâtun lil
muthî`în, yâ man bâbuhû maftûhun lith thôlibîn, yâ man sabîluhû wâdhihun
lil munîbîn, yâ man âyâtuhû burhânun lin nâdhirîn, yâ man kitâbuhû
tadzkirotun lil muttaqîn, yâ man rizquhû ‘umûmun lith thô`i’îna wal
‘âshîn, yâ man rohmatuhû qorîbun minal muhsinîn. (75)
Wahai Yang dzikir-Nya sebagai pemuliaan bagi orang-orang yang
berdzikir, wahai Yang syukur-Nya sebagai keberuntungan bagi orang-orang
yang bersyukur, wahai Yang segala pujian-Nya sebagai kemuliaan bagi para
pemuji, wahai Yang taat-Nya sebagai keselamatan bagi orang-orang yang
taat, wahai Yang pintu-Nya terbuka untuk para pencari, wahai Yang
jalan-Nya menjadi terang untuk orang-orang yang kembali, wahai Yang
tanda-tanda-Nya sebagai penjelasan bagi para pemerhati, wahai Yang
kitab-Nya sebagai pelajaran untuk orang-orang yang bertakwa, wahai Yang
rizki-Nya berlaku umum untuk orang-orang yang taat dan orang-orang yang
durhaka, wahai Yang rahmat-Nya dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik.
Yâ man
tabârokasmuhu, yâ man ta’âlâ jadduhu, yâ man lâ ilâha ghoyruhu, yâ man
jalla tsanâ`uhu, yâ man taqoddasat asmâ`uhu, yâ man yadûmu baqô`uhu, yâ
manil ‘azhomatu bahâ`uhu, yâ manil kibriyâ`u ridâ`uhu, yâ man lâ tukhshô
âlâ`uhu, yâ man lâ tu’addu na’mâ`uhu. (76)
Wahai Yang nama-Nya memberkati, wahai Yang Maha Tinggi
keagungan-Nya, wahai Yang tidak ada Tuhan selain Dia, wahai Yang Maha
Agung pujian-Nya, wahai Yang dikuduskan nama-Nya, wahai Yang kekal
keabadian-Nya, wahai Yang keagungan adalah keelokan-Nya, wahai Yang
kesombongan adalah pakaian-Nya, wahai Yang karunia-Nya tak terhitung,
wahai Yang nikmat-nikmat-Nya tak terbilang.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ mu’înu, yâ amînu, yâ mubînu, yâ matînu, yâ
makînu, yâ rosyîdu, yâ hamîdu, yâ majîdu, yâ syadîdu, yâ syahîdu. (77)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Menolong, wahai Yang Maha
Terpercaya, wahai Yang Maha Terang, wahai Yang Maha Perkasa, wahai Yang
Maha Kokoh, wahai Yang Maha Membimbing, wahai Yang Maha Terpuji, wahai
Yang Maha Luhur, wahai Yang Maha Keras, wahai Yang Maha Menyaksikan.
Yâ dzal
‘arsyil majîd, yâ dzal qoulis sadîd, yâ dzal fi’lir rosyîd, yâ dzal
bathsyisy syadîd, yâ dzal wa’di wal wa’îd, yâ man huwal waliyyul hamîd,
yâ man huwa fa’’âlul limâ yurîd, yâ man huwa qorîbun ghoyro ba’îd, yâ
man huwa ‘alâ kulli syay`in syahîd, yâ man huwa laysa bizhollâmin lil
‘abîd. (78)
Wahai Sang Pemilik Arsy yang mulia, wahai Sang Pemilik firman
yang benar, wahai Sang Pemilik perbuatan yang lurus, wahai Sang Pemilik
siksa yang keras, wahai Sang Pemilik janji kebahagiaan dan ancaman,
wahai Dialah Sang Kekasih Yang Terpuji, wahai Dialah Yang Melakukan
apasaja yang Dia kehendaki, wahai Dialah Yang Maha Dekat bukan yang
jauh, wahai Dialah Yang Maha Menyaksikan terhadap segala sesuatu, wahai
Dialah Yang tidak menganiaya terhadap hamba-hamba-Nya.
Yâ man lâ
syarîka lahû walâ wazîr, yâ man lâ syabîha lahû walâ nazhîr, yâ
khôliqosy syamsi wal qomaril munîr, yâ mughniyal bâ`isil faqîr, yâ
rôziqoth thiflish shoghîr, yâ rôhimasy syaykhil kabîr, yâ jâbirol
‘azhmil kasîr, yâ ‘ishmatal khô`ifil mustajîr, yâ man huwa bi’ibâdihi
khobîrun bashîr, yâ man huwa ‘alâ kulli syay`in qodîr. (79)
Wahai Yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak pula penasehat,
wahai Yang tidak ada perbandingan bagi-Nya dan tidak pula persamaan,
wahai Pencipta matahari dan rembulan yang menerangi, wahai Yang
Mencukupi orang-orang yang susah lagi miskin, wahai Yang Mengaruniai
anak-anak kecil, wahai Yang Menyayangi orang tua, wahai Yang Membetulkan
tulang patah dan pecah, wahai Penjaga orang-orang yang takut dan minta
perlindungan, wahai Dialah Yang Maha Waspada dan Melihat terhadap
hamba-hamba-Nya, wahai Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yâ dzal
jûdi wan ni’am, yâ dzal fadhli wal karom, yâ khôliqol lawhi wal qolam,
yâ bâri`adz dzarri wan nasam, yâ dzal ba`si wan niqom, yâ mulhimal
‘arobi wal ‘ajam, yâ kâsyifadh dhurri wal alam, yâ ‘âlimas sirri wal
himam, yâ robbal bayti wal harom, yâ man kholaqol asy-yâ`a minal ‘adam.
(80)
Wahai Pemilik karunia dan kenikmatan, wahai Pemilik keutamaan dan
kemuliaan, wahai Pencipta papan dan pena, wahai Yang Mengadakan
atom-atom dan jiwa-jiwa manusia, wahai Sang Pemberi kekuatan dan
pembalasan, wahai Yang Mengilhami bangsa Arab dan bangsa-bangsa lainnya,
wahai Yang Melenyapkan kesusahan dan kepedihan, wahai Yang Mengetahui
rahasia dan keinginan, wahai Tuhan (pemelihara) rumah suci, wahai Yang
Menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ fâ’ilu, yâ jâ’ilu, yâ qôbilu, yâ kâmilu, yâ
fâshilu, yâ wâshilu, yâ ‘âdilu, yâ ghôlibu, yâ thôlibu, yâ wâhibu. (81)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Membuat, wahai Yang Menjadikan, wahai
Yang Mengabulkan, wahai Yang Maha Penyempurna, wahai Yang Maha Penjelas,
wahai Yang Maha Menyambung, wahai Yang Maha Adil, wahai Yang Maha
Mengalahkan, wahai Yang Maha Mencari, wahai Yang Maha Memberi.
Yâ man
an’ama bi-thowlihi, yâ man akroma bi-jûdihi, yâ man jâda bi-luthfihi, yâ
man ta’azzaza bi-qudrotihi, yâ man qoddaro bi-hikmatihi, yâ man hakama
bi-tadbîrihi, yâ man dabbaro bi-‘ilmihi, yâ man tajâwaza bi-hilmihi, yâ
man danâ fî ‘uluwwihi, yâ man ‘alâ fî dunuwwihi. (82)
Wahai Yang Memberi nikmat dengan karunia-Nya, wahai Yang Mulia
dengan kedermawanan-Nya,wahai Yang Dermawan dengan kelembutan-Nya, wahai
Yang Perkasa dengan kekuasaan-Nya, wahai Yang Menentukan dengan
kebijaksanaan-Nya, wahai Yang Menghukumi dengan aturan-Nya, wahai Yang
Mengatur dengan ilmu-Nya, wahai Yang Mengampuni dengan kesabaran-Nya,
waha Yang Dekat dalam keluhuran-Nya, wahai Yang Luhur dalam
kedekatan-Nya.
Yâ man
yakhluqu mâ yasyâ`, yâ man yaf’alu mâ yasyâ`, yâ man yahdî man yasyâ`,
yâ man yudhillu man yasyâ`, yâ man yu’adzdzibu man yasyâ`, yâ man
yaghfiru liman yasyâ`, yâ man yu’izzu man yasyâ`, yâ man yudzillu man
yasyâ`, yâ man yushowwiru fil arhâmi mâ yasyâ`, yâ man yakhtashshû
birohmatihi man yasyâ`. (83)
Wahai Yang Menciptakan apapun yang Dia inginkan, wahai Yang
Berbuat apapun yang Dia inginkan, wahai Yang Memberi petunjuk kepada
siapapun yang Dia inginkan, wahai Yang Menyesatkan siapapun yang Dia
inginkan, wahai Yang Mengadzab siapapun yang Dia inginkan, wahai Yang
Mengampuni siapapun yang Dia inginkan, wahai Yang Mengokohkan siapapun
yang Dia inginkan, wahai Yang Melemahkan siapapun yang Dia inginkan,
wahai Yang Membentuk dalam rahim-rahim apapun yang Dia inginkan, wahai
Yang Mengkhususkan rahmat-Nya kepada siapa pun yang Dia inginkan.
Yâ man lam
yattakhidz shôhibatan walâ waladan, yâ man ja’ala likulli syay`in
qodron, yâ man lâ yusyriku fî hukmihi ahadan, yâ man ja’alal malâ`ikata
rusulan, yâ man ja’ala fis samâ`i burûjan, yâ man ja’alal ardho qorôron,
yâ man kholaqo minal mâ`i basyaron, yâ man ja’ala likulli syay`in
amadan, yâ man ahâtho bikulli syay`in ‘ilman, yâ man ahshô kulla syay`in
‘adadan. (84)
Wahai Yang tidak beristri dan tidak pula beranak, wahai Yang
Menjadikan segala sesuatu mempunyai kadar ukuran, wahai Yang tidak
bersekutu dengan sesuatu pun dalam keputusan-Nya, wahai Yang Menjadikan
utusan-utusan dari bangsa malaikat, wahai Yang Menjadikan
galaksi-galaksi di langit, wahai Yang Menjadikan bumi sebagai tempat
tinggal, wahai Yang Menciptakan manusia dari air, wahai Yang Menjadikan
segala sesuatu mempunyai masa, wahai Yang ilmu-Nya meliputi segala
sesuatu, wahai Yang Menghitung segala sesuatu dengan perhitungan yang
cermat.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ awwalu, yâ âkhiru, yâ dhôhiru, yâ bâthinu, yâ
barru, yâ haqqu, yâ fardu, yâ witru, yâ shomadu, yâ sarmadu. (85)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Awal, wahai Yang Maha Akhir, wahai
Yang Maha Zhahir, wahai Yang Maha Bathin, wahai Yang Maha Baik, wahai
Yang Maha Sejati, wahai Yang Maha Sendiri, wahai Yang Maha Ganjil, wahai
Tempat bergantung, wahai Yang Maha Langgeng.
Yâ khoyro
ma’rûfin ‘urifa, yâ afdhola ma’bûdin ‘ubida, yâ ajalla masykûrin
syukiro, yâ a’azza madzkûrin dzukiro, yâ a’lâ mahmûdin humida, yâ aqdama
mawjûdin thuliba, yâ arfa’a mawshûfin wushifa, yâ akbaro maqshûdin
qushida, yâ akroma mas`ûlin su`ila, yâ asyrofa mahbûbin ‘ulima. (86)
Wahai Sebaik-baik Yang Dikenal dari yang pernah dikenal, wahai
Seutama-utama Yang Disembah dari yang pernah disembah, wahai
Seagung-agung Yang Disyukuri dari yang pernah disyukuri, wahai
Seperkasa-perkasa Yang Diingat dari yang pernah diingat, wahai
Setinggi-tinggi Yang Dipuji dari yang pernah dipuji, wahai Yang Ada
Terdahulu dari yang pernah dicari, wahai Setinggi-tinggi Yang Disifati
dari yang pernah disifati, wahai Sebesar-besar Yang Dimaksud dari yang
pernah dimaksud, wahai Semulia-mulia yang Dimintai dari yang pernah
dimintai, wahai Semulia-mulia Yang Dicintai dari yang pernah diketahui.
Yâ habîbal
bâkîn, yâ sayyidal mutawakkilîn, yâ hâdiyal mudhillîn, yâ waliyyal
mu`minîn, yâ anîsadz dzâkirîn, yâ mafza’al malhûfîn, yâ munjiyash
shôdiqîn, yâ aqdarol qôdirîn, yâ a’lamal ‘âlimîn, yâ ilâhal kholqi
ajma’în. (87)
Wahai Kekasih bagi orang-orang yang meratap-menangis, wahai Tuan
dari orang-orang yang bertawakkal, wahai Yang Memberi petunjuk
orang-orang yang tersesat, wahai Pemimpin orang-orang yang terpercaya,
wahai Teman bagi orang-orang yang berdzikir, wahai Tempat berlari bagi
orang-orang yang berduka, wahai Yang Menyelamatkan orang-orang yang
jujur-benar, wahai Yang Paling Berkuasa diantara yang berkuasa, wahai
Yang Paling Mengetahui diantara yang mengetahui, wahai Tuhan dari semua
makhluk ciptaan.
Yâ man
‘alâ faqohar, yâ man malaka faqodar, yâ man bathona fakhobar, yâ man
‘ubida fasyakar, yâ man ‘ushiya faghofar, yâ man lâ tahwîhil fikar, yâ
man lâ yudrikuhû bashor, yâ man lâ yakhfâ ‘alayhi atsar, yâ rôziqol
basyar, yâ muqoddiro kulli qodar. (88)
Wahai Yang Meninggikan lalu Menundukkan, wahai Yang Merajai lalu
Menguasai, wahai Yang Menyembunyikan lalu Mengungkapkan, wahai Yang
Disembah lalu Bersyukur, wahai Yang Didurhakai lalu Mengampuni, wahai
Yang tidak dapat dihimpun oleh pikiran, wahai Yang tidak dapat dicapai
oleh mata (kepala), wahai Yang tidak ada sesuatupun yang tersembunyi
bagi-Nya, wahai Yang Memberi rizki umat manusia, wahai Yang Menentukan
segala ketentuan takdir.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ hâfizhu, yâ bâri`u, yâ dzâri`u, yâ bâdzikhu,
yâ fâriju, yâ fâtihu, yâ kâsyifu, yâ dhôminu, yâ âmiru, yâ nâhî. (89)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Memelihara, wahai Yang Mencipta, wahai
Yang Menabur, wahai Yang (berhak) Angkuh, wahai Yang Membahagiakan,
wahai Yang Membuka, wahai Yang Menyingkapkan, wahai Yang Menjamin, wahai
Yang Memerintah, wahai Yang Melarang.
Yâ man lâ
ya’lamul ghoyba illâ huwa, yâ man lâ yashrifus sû`a illâ huwa, yâ man lâ
yakhluqul kholqo illâ huwa, yâ man lâ yaghfirudz dzanba illâ huwa, yâ
man lâ yutimmun ni’mata illâ huwa, yâ man lâ yuqollibul qulûba illâ
huwa, yâ man lâ yudabbirol amro illâ huwa, yâ man lâ yunazzilul ghoytsa
illâ huwa, yâ man lâ yabsuthur rizqo illâ huwa, yâ man lâ yuhyil mawta
illâ huwa. (90)
Wahai Yang Tak Dapat mengetahui keghaiban selain Dia, wahai Yang
Tak Dapat merubah keburukan selain Dia, wahai Yang Tak Dapat menciptakan
makhluk selain Dia, wahai Yang Tak Dapat mengampuni dosa selain Dia,
wahai Yang Tak Dapat menyempurnakan nikmat selain Dia, wahai Yang Tak
Dapat membolak-balikkan hati selain Dia, wahai Yang Tak Dapat mengatur
urusan selain Dia, wahai Yang Tak Dapat menurunkan pertolongan selain
Dia, wahai Yang Tak Dapat memberi rizki selain Dia, wahai Yang Tak Dapat
menghidupkan yang mati selain Dia.
Yâ
mu’înadh dhu’afâ`, yâ shôhibal ghurobâ`, yâ nâshirol awliyâ`, yâ qôhirol
a’dâ`, yâ rôfi’as samâ`, yâ anîsal ashfiyâ`, yâ habîbal atqiyâ`, yâ
kanzal fuqorô`, yâ ilâhal aghniyâ`, yâ akromal kuromâ`. (91)
Wahai Penolong orang-orang yang lemah, wahai Sahabat orang-orang
yang terasing, wahai Penolong para kekasih-Nya, wahai Yang Menundukan
musuh-musuh-Nya, wahai Yang Meninggikan langit, wahai Penghibur
orang-orang yang terpilih, wahai Kekasih orang-orang yang bertakwa,
wahai Simpanan orang-orang yang fakir, wahai Tuhan orang-orang kaya,
wahai Yang Maha Dermawan dari semua yang dermawan.
Yâ kâfiyan
min kulli syay`in, yâ qô`iman ‘alâ kulli syay`in, yâ man lâ yusybihuhu
syay`un, yâ man lâ yazîdu fî mulkihi syay`un, yâ man lâ yakhfâ ‘alayhi
syay`un, yâ man lâ yanqushû min khozâ`inihi syay`un, yâ man laysa
kamitslihi syay`un, yâ man lâ ya’zubu ‘an ‘ilmihi syay`un, yâ man huwa
khobîrun bikulli syay`in, yâ man wasi’at rohmatuhû kulla syay`in. (92)
Wahai Yang Serba Cukup dari segala sesuatu, wahai Yang Berkuasa
atas segala sesuatu, wahai Yang segala sesuatu tidak ada yang
membandingi-Nya, wahai Yang segala sesuatu tidak menambah kerajaan-Nya,
wahai Yang segala sesuatu tidak ada yang bersembunyi dari-Nya, wahai
Yang segala sesuatu tidak mengurangi khazanah-Nya, wahai Yang tidak ada
sesuatu pun yang menyerupai-Nya, wahai Yang tidak ada sesuatu pun luput
dari pengetahuan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Mengetahui terhadap segala
sesuatu, wahai Yang rahmat-Nya mencakup segala sesuatu.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ mukrimu, yâ muth’imu, yâ mun’imu, yâ mu’thî,
yâ mughnî, yâ muqnî, yâ mufnî, yâ muhyî, yâ murdhî, yâ munjî. (93)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Memuliakan, wahai Yang Memberi makan,
wahai Yang Memberi nikmat, wahai Yang Menganugerahi, wahai Yang Memberi
kekayaan, wahai Yang Memberi kesempatan, wahai Yang Memusnahkan, wahai
Yang Menghidupkan, wahai Yang Meridhai, wahai Yang Menyelamatkan.
Yâ awwala
kulli syay`in wa âkhirohu, yâ ilâha kulli syay`in wa malîkahu, yâ robba
kulli syay`in wa shôni’ahu, yâ bâri`a kulli syay`in wa khôliqohu, yâ
qôbidho kulli syay`in wa bâsithohu, yâ mubdi`a kulli syay`in wa
mu’îdahu, yâ munsyi`a kulli syay`in wa muqoddirohu, yâ mukawwina kulli
syay`in wa muhawwilahu, yâ muhyiya kulli syay`in wa mumîtahu, yâ khôliqo
kulli syay`in wa wâritsahu. (94)
Wahai Awal segala sesuatu dan Akhirnya, wahai Tuhan segala
sesuatu dan Rajanya, wahai Yang Memelihara segala sesuatu dan
Pembuatnya, wahai Yang Membaharui segala sesuatu dan Penciptanya, wahai
Yang Menyempitkan segala sesuatu dan Yang Meluaskannya, wahai Yang
Memulai segala sesuatu dan Yang Mengulanginya, wahai Yang Menghendaki
segala sesuatu dan Yang Menentukannya, wahai Yang Membentuk segala
sesuatu dan Yang Merubahnya, wahai Yang Menghidupkan segala sesuatu dan
Yang Mematikannya, wahai Yang Mencipta segala sesuatu dan Yang
Mewarisinya.
Yâ khoyro
dzâkirin wa madzkûrin, yâ khoyro syâkirin wa masykûrin, yâ khoyro
hâmidin wa mahmûdin, yâ khoyro syâhidin wa masyhûdin, yâ khoyro dâ`in wa
mad’uwwin, yâ khoyro mujîbin wa mujâbin, yâ khoyro mû`nisin wa anîsin,
yâ khoyro shôhibin wa jalîsin, yâ khoyro maqshûdin wa mathlûbin, yâ
khoyro habîbin wa mahbûbin. (95)
Wahai Sebaik-baik Yang Mengingat dan Yang Diingat, Wahai
Sebaik-baik Yang Mensyukuri dan Yang Disyukuri, Wahai Sebaik-baik Yang
Memuji dan Yang Dipuji, Wahai Sebaik-baik Yang Menyaksikan dan Yang
Disaksikan, Wahai Sebaik-baik Penyeru dan Yang Diseru, Wahai Sebaik-baik
Yang Menjawab dan Yang Dijawab, Wahai Sebaik-baik Yang Menentramkan dan
Yang Tentram, Wahai Sebaik-baik Sahabat dan Teman duduk, Wahai
Sebaik-baik Yang Dituju dan Yang Dicari, Wahai Sebaik-baik Pecinta dan
Yang Dicinta.
Yâ man
huwa liman da’âhû mujîbun, yâ man huwa liman athô’ahû habîbun, yâ man
huwa ilâ man ahabbahû qorîbun, yâ man huwa bimanistahfazhohû roqîbun, yâ
man huwa biman rojâhû karîmun, yâ man huwa biman ‘ashôhû halîmun, yâ
man huwa fî ‘azhomatihi rohîmun, yâ man huwa fî hikmatihi ‘azhîmun, yâ
man huwa fî ihsânihi qodîmun, yâ man huwa biman arôdahû ‘alîmun. (96)
Wahai Dialah Yang Menjawab orang yang berdoa kepada-Nya, wahai
Kekasih orang yang taat kepada-Nya, wahai Yang dekat dengan orang yang
mencintai-Nya, wahai Yang Mengawasi terhadap orang yang meminta
penjagaan-Nya, wahai Yang Dermawan terhadap orang yang mengharap
pada-Nya, wahai Yang (tetap) Penyantun terhadap orang yang bermaksiat
kepada-Nya, wahai Yang Penyayang dalam keagungan-Nya, wahai Yang Maha
agung dalam kebijaksanaan-Nya, wahai Yang Terdahulu dalam Kebaikan-Nya,
wahai Yang Mengetahui orang yang menghendaki-Nya.
Allôhumma
innî as`aluka bismika: yâ musabbibu, yâ muroghghibu, yâ muqollibu, yâ
mu’aqqibu, yâ murottibu, yâ mukhowwifu, yâ muhadzdziru, yâ mudzakkiru,
yâ musakhkhiru, yâ mughoyyiru. (97)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan
(menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Mengadakan sebab, wahai Yang Menciptakan
keinginan, wahai Yang Membolak-balikkan, wahai Yang Memberi akibat,
wahai Yang Menertibkan, wahai Yang Memberi ketakutan, wahai Yang
Memperingatkan, wahai Yang Mengingatkan, wahai Yang Menundukkan, wahai
Yang Merubah.
Yâ man
‘ilmuhû sâbiqun, yâ man wa’duhû shôdiqun, yâ man luthfuhû zhôhirun, yâ
man amruhû ghôlibun, yâ man kitâbuhû muhkamun, yâ man qodhô`uhû kâ`inun,
yâ man qur`ânuhû majîdun, yâ man mulkuhû qodîmun, yâ man fadhluhû
‘amîmun, yâ man ‘arsyuhû ‘azhîmun. (98)
Wahai Yang ilmu-Nya terdahulu, wahai Yang janji-Nya benar, wahai
Yang kelembutan-Nya Nampak, wahai Yang perintah-Nya sukses terlaksana,
wahai Yang kitab-Nya pasti, wahai Yang ketetapan-Nya tak bisa dihindari,
wahai Yang Qur’an-Nya mulia, wahai Yang kekuasaan-Nya terdahulu, wahai
Yang karunia-Nya merata, wahai Yang Arsy-Nya agung.
Yâ man lâ
yasyghaluhû sam’un ‘an sam’in, yâ man lâ yamna’uhû fi’lun ‘an fi’lin, yâ
man lâ yulhîhi qowlun ‘an qowlin, yâ man lâ yughollithuhû su`âlun ‘an
su`âlin, yâ man lâ yahjubuhû syay`un ‘an syay`in, yâ man lâ yubrimuhû
ilhâhul mulihhîn, yâ man huwa ghôyatu murôdil murîdîn, yâ man huwa
muntahâ himamil ‘ârifîn, yâ man huwa muntahâ tholabith thôlibîn, yâ man
lâ yakhfâ ‘alayhi dzarrotun fil ‘âlamîn. (99)
Wahai Yang pendengaran demi pendengaran tidak menyibukkan-Nya,
wahai Yang perbuatan demi perbuatan tidak mencegah-Nya, wahai Yang
perkataan demi perkataan tidak diremehkan-Nya, wahai Yang permohonan
demi permohonan tidak ditolak-Nya, wahai Yang sesuatu demi sesuatu tidak
ada yang menutupi-Nya, wahai Yang Tidak Terusik oleh penentang
orang-orang yang menentang, wahai Dialah Puncak Tujuan orang-orang yang
berkehendak, wahai Dialah Puncak Keinginan orang-orang yang arif, wahai
Dialah Puncak Harapan para pencari, wahai Dialah Yang tak tersembunyi
dari-Nya sebesar atom pun di alam semesta.
Yâ halîman
lâ ya’jalu, yâ jawâdan lâ yabkholu, yâ shôdiqon lâ yukhlifu, yâ
wahhâban lâ yamallu, yâ qôhiron lâ yaghlibu, yâ ‘azhîman lâ yûshofu, yâ
‘adlan lâ yahîfu, yâ ghoniyyan lâ yaftaqiru, yâ kabîron lâ yashghuru, yâ
hâfizhon lâ yaghfulu. (100)
Wahai
Yang Sabar dan tidak pernah tergesa-tergesa, wahai Yang Dermawan dan
tidak pernah bakhil, wahai Yang Benar tidak pernah menyalahi janji-Nya,
wahai Yang Banyak Memberi dan tidak pernah menyesali, wahai Yang Maha
Perkasa dan tak pernah dikalahkan, wahai Yang Agung dan tak tersifati,
wahai Yang Adil dan tidak pernah menzalimi, wahai Yang Maha Kaya dan
tidak pernah membutuhkan, wahai Yang Maha Besar dan tidak pernah
terhina, wahai Yang Maha Menjaga dan tidak pernah lupa.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ ant, al-ghowts al-ghowts, khollishnâ minan nâri yâ robbi.
Maha Suci Engkau Yang tidak ada Tuhan selain Engkau, tolonglah... tolonglah..., bebaskan kami dari api neraka, Wahai Tuhanku.
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ antal ghowtsal ghowtsa, sholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad, khollishnâ minan nâri yâ robbi.
(Maha Suci Engkau Yang tidak ada Tuhan selain Engkau, tolonglah...
tolonglah..., curahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya,
bebaskan kami dari api neraka, wahai Tuhanku).
BAGI YANG SUKA MENDAPATKAT FILE NYA UTUH SILAHKAN DOWNLOAD FILENYA DIBAWAH INI:
1. DOWNLOAD DOA JAWSYAN KABIR MS WORD .DOC
2. DOWNLOAD DOA JAWSYAN KABIR MS WORD .ODT
3. DOWNLOAD POSTER DOA HIRZUL JAWSYAN KABIR
4 . DOWNLOAD POSTER UKURAN F4 DOA HIRZUL JAWSYAN KABIR
Demikianlah akhir postingan doa tentang doa hirzul jawsyan kabir ini yang kami ambil dari berbagai sumber di antaranya melalui sumber di facebook (www.facebook.com/jawsyankabir) yang saya download beberapa tahun yang lalu , adapun lebih kurangnya saya mohon di bukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya dan semoga Allah memberkati kita semua, amin.
Assalamu alaikum warohmatullohi wa barokatuh.
Subscribe to RSS headline updates from: Powered by FeedBurner