ASSALAMUALAIKUM
BAGIAN-BAGIAN RUH: MENURUT PANDANGAN SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI
Dalam kitab ‘Sirr al-Asrar’ Syekh Abdul Qadir al-Jilani didapati keterangan
bahwa
pada awalnya manusia dicipta oleh Allah SWT di alam lâhût (alam dimensi
ketuhanan). Manusia awal itu adalah manusia yang masih berwujud ruh
(jiwa) yang sangat murni, yang disebut rûh al-quds.
Ruh al-Quds dicipta langsung oleh Allah SWT dan didalamnya terkandung
disain serta program-program (rencana-rencana) Allah, juga sifat-sifat
Allah, yang sifatnya sangat misterius (sirri). Maka Ruh al-Quds disebut
juga Sirr (rahasia).
Allah SWT adalah cahaya (QS an-Nûr 24). Ruh
al-Quds yang dicipta langsung oleh Sang Cahaya pun mengandung cahaya
yang sangat murni, yang memiliki tingkat radiasi sangat tinggi.
Selanjutnya Ruh al-Quds (Sirr), yang sudah dibalut dengan Ruh
as-Sulthany (Fuad) dan Ruh ar-Ruhaniyah (Qalbu), diturunkan lagi ke alam
level-4 yaitu alam mulki. Inilah alam kosmik yang sekarang dapat kita
lihat secara visual dengan mata kepala kita.
Alam kosmik wujudnya
sangat lahiriah dan dapat dikenali secara empirik (terukur). Namun
radiasi cahaya Ruh al-Quds, meski sudah dibalut dengan dua lapis ruh
lainnya, masih terlalu tinggi bagi alam ini. Apa yang ada di alam mulki
dapat terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds. Untuk itu, sebelum
diturunkan ke alam mulki, Ruh al-Quds dibalut lagi dengan lapis ke-3
yaitu Rûh al-Jismâny yang untuk mudahnya sering disebut dengan Rûh saja.
Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel berikut ini.
Alam Ruh (Nafs)
Lahut Ruh Al-Quds-Sirr
Jabarut Ruh As-Sulthany-Fu'ad
Malakut Ruh Ar-Ruhany-Qalbu
Mulki
Ruh Al-Jismany-Ruh
Diri (nafs) kita yang hakiki dalah diri yang berwujud ruh (jiwa). Tubuh
biologis kita hanyalah cangkang atau wadah bagi diri kita yang
sesungghnya, yaitu ruh. Di dalam rûh ada qalbu, di dalam qalbu ada fuâd
dan di dalam fuad ada sirr. Sirr adalah rahasia. Sirr berisi
rahasia-rahasia Allah untuk orang itu berupa sifat-sifat Allah, rencana
dan takdir Allah. Sirr terhubung langsung dengan Allah SWT.
Dikenal pula istilah lubb yang jamaknya albâb. Surat Ali Imran ayat 130
menyebut Uli al-Albâb sebagai individu yang selalu berdzikir, berfikir,
dan beribadah. Apa arti lubb? Kalau kita menebang sebatang pohon, lalu
kita perhatikan penampang potongannya, akan terlihat di bagian tengah
dari batang pohon itu ada bagian yang berwarna kecoklatan. Itulah inti
dari batang pohon tersebut. Arab menyebutnya lubb.
Qalbu adalah
lubb bagi ruh. Intinya ruh adalah qalbu, intinya qalbu adalah fu’ad, dan
intinya fuad adalah sirr. Sirr adalah inti dari segala inti, yang
mengandung rahasia dari segala rahasia, sehingga disebut Sirr al-Asrar
(secret of the secrets).
Banyak orang memahami bahwa hati (qolbu)
itu adalah segumpal daging dalam diri manusia. Pemahaman ini tidak salah
karena didasarkan pada sabda Rosululloh Saw sebagai berikut :
Artinya : “… Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging,
jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka
buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati (qolbu) “.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Namun pemahaman ini adalah pemahaman
yang sangat mendasar yang diajarkan oleh Rosululloh Saw kepada umatnya
yang pada waktu itu masih kental dengan kejahiliyahan dan tidak mau
menerima sesuatu yang sulit difahami secara akal. Adapun maksudnya agar
umatnya mudah mengerti dan tidak timbul banyak pertanyaan yang
menjadikannya kembali kepada kemusyrikan dan kekufuran.
Qolbu
adalah sebuah latifah/titik sensor/dimensi ketuhanan yang tidak
mempunyai bentuk fisik sebagaimana difahami oleh sebagian kita. Untuk
membuktikan bahwa qolbu itu bukanlah daging hati, kita bisa melihat dan
menyaksikan seekor ayam atau kambing yang kita potong kemudian kita
bedah perutnya maka kita akan menemukan pada hewan tersebut segumpal
daging yang disebut daging hati, tapi pernahkah setelah kita cari
kemudian kita temukan di dalam perut hewan yang sudah dibedah tersebut
ada daging qolbu.
Kemudian kita pergi ke sebuah warung makan atau
restoran lalu kita bertanya apakah disana ada sop daging hati atau
goreng daging hati, maka pasti di salah satu warung makan atau restoran
itu ada dan disediakan menu makanan dengan lauk sop atau goreng daging
hati.
Tapi coba kita tanyakan apakah disana ada sop atau goreng
daging qolbu, maka jawabannya pasti tidak ada karena qolbu tidak
diperjualbelikan dan bukan untuk dimakan dan bukan pula berbentuk
segumpal daging.
Daging hati yang berbentuk segumpal daging itu
dalam bahasa arab disebut “kabid” bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam
Al-Ghozali r.a adalah ruh, akal atau nafsu.
APA ITU RUH?
Firman Allah Swt dalam surah Al-Israa ayat 85 :
Artinya : dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh
itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit".
Dalam kitab sirrur asror karya Syekh Abdul
Qodir Al-Jailani dikemukakan sebagai berikut : Makhluk yang pertama kali
diciptakan oleh Alloh Swt adalah ruh, ruh siapa? Ruh Muhammad Saw.
Sebagaimana telah Allah firmankan dalam hadits qudsi : “Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Ku”.
Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat Muhammad disebut nur kenapa
disebut nur ? karena bersih dari segala kegelapan. Ruh Muhammad adalah
ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk,
sebagaimana sabda beliau Saw : “aku dari Allah dan makhluk lain dari
aku”.
Dari ruh Muhammad inilah Allah menciptakan semua ruh di
alam lahut (negeri asal setelah 4.000 tahun dari penciptaan ruh
Muhammad). Kemudian ruh-ruh tersebut diturunkan ke tempat yang terendah,
dimasukkan kepada makhluk yang terendah, yaitu jasad. Jasad itu sendiri
diciptakan Allah dari bumi yang tersusun dari empat unsur (tanah, air,
api dan angin).
Setelah diwujudkan jasad itu maka Allah menitipkan
ruh dari-Nya ke dalam jasad, dan sebagai barang titipan pastinya Allah
akan mengambil kembali titipannya itu.
Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut dan isi perjanjiannya adalah:
Ketika Allah bertanya kepada semua ruh: "Alastu birobbikum?
(BukankahAku ini Tuhanmu sekalian?) Ruh-ruh menjawab:" Benar, Engkau
adalah Tuhan kami. (Al-A'raf 172)
Tapi sayang banyak ruh yang lupa
dengan perjanjian awalnya terhadap Allah Swt, sehingga mereka terlena
dan betah tinggal di dalam jasad sebagai tempat terendah bagi mereka.
Ruh-ruh yang setia dan tetap memegang perjanjian awal pada hakikatnya
mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu alam lahut meskipun
badannya di bumi. Namun sangat sedikit orang yang sadar dan berkeinginan
pulang atau kembali ke negeri asalnya.
Oleh karena itu Allah
melimpahkan kenabian kepada ruh agung Muhammad sebagai penunjuk jalan
dari kesesatan mereka. Nabi mengajak mereka agar kembali dan sampai
serta bertemu dengan Allah Swt.
Tapi sebagai manusia biasa Nabi
memiliki keterbatasan waktu di dunia ini untuk menjalankan tugasnya
tersebut, maka kemudian Allah mewariskan tugas ini kepada para ulama
yang sholih yang sudah mencapai kesucian ruh dan telah Allah berikan
bashiroh (pandangan yang jelas) kepadanya. Siapa mereka? Mereka adalah
para wali Allah.
Para wali Allah sebagai ahli bashiroh telah
dibukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju Allah, mereka
itulah yang disebut ahli ruhani.
Ruh terbagi ke dalam 4 bagian:
Ruh Al-Qudsi (ruh termurni)
yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam
tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk
hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan talqin kalimat “Laa
Ilaaha Illallah”. Ruh ini dinamakan oleh ahli Tasawuf sebagai bayi
ma’nawi (thiflul ma’ani).
Ruh inilah yang senantiasa akan mampu
berhubungan dengan Allah Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan
mahromnya bagi Allah. Ruh Al-Qudsi telah Allah tempatkan di dalam rasa
(sirri). Alatnya adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya
adalah mudawamah nama-nama Tauhid dengan lisan sir tanpa suara dan
huruf. Siapapun tidak ada yang mampu melihat/menelitinya kecuali Allah.
Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta
terarah dan melihat kepada zat Allah dalam keagungan-Nya dan dalam
keindahan-Nya dengan penglihatan sirri.
Ruh Sulthoni
adalah
ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh
ini adalah fuad (mata hati). Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya
adalah mudawamah asma Allah dengan lisan dan hati (qolbu). Adapun
keuntungan pengolahan dari ruh sultani adalah melihat pantulan
“Jamalillah” (keindahan Allah). Tempatnya adalah di sorga ketiga yaitu
sorga firdaus.
Ruh Sairani Rawani (ruh-ruhani)
adalah ruh
yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam malakut. Tempatnya adalah
hati (qolbu). Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa suara dan
huruf, hasilnya adalah ma’rifat kepada Allah Swt, ilmu bathin,
memperoleh ketenangan didalam bergaul, hidupnya hati dan musyahadah di
alam malakut (seperti menyaksikan sorga dan ahlinya dan
malaikat-malaikatnya). Tempatnya di akhirat adalah sorga tingkat ke dua
yaitu sorga na’im.
Ruh jismani
adalah ruh yang memiliki
lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah bagi ruh). Ruh
jismani Allah telah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah
tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yang zahir.
Alat untuk
mengolah ruh ini adalah syari’at, hasilnya adalah wilayah (pertolongan
Allah), mukasyafah (terbukanya hijab antara manusia dengan Allah), dan
musyahadah (merasa berhadap-hadapan dengan Allah) begitupula karomatul
kauniyah pada martabat kewalian seperti ; berjalan di atas air, terbang
di udara, menyingkat jarak, mendengar dari jauh, melihat rahasia badan
dan sebagainya, Keuntungan di akhirat akan ditempatkan di surga ma’wa.
Setiap ruh itu mempunyai hanut (tempat) di daerah keberadaannya, dan
bekal/alat pengolahannya dan keuntungan/hasil pengolahannya dan cara
pengolahannya yang tidak pernah sia-sia yang diketahui secara tertutup
(rahasia) maupun secara terbuka.
Oleh karena itu wajib bagi
setiap manusia untuk mengetahui cara mengolah dirinya, sebab apa yang
dilakukan di muka bumi ini akan diminta pertanggung jawabannya kelak di
hari kiamat.
Tujuan utama didatangkannya manusia kea lam terendah
adalah agar manusia berupaya kembali mendekatkan diri kepada Allah dan
mencapai darajat (kembalinya manusia ke tempat asalnya) dengan
menggunakan hati (qolbu) dan jasad. Maka perlu ditanamkan bibit tauhid
di ladang hati agar tumbuh menjadi pohon tauhid yang akarnya tertanam di
dalam rasa dan menghasilkan buah tauhid untuk mencapai ridho Allah Swt.
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani menyebut ruh atau hakikat Muhammad itu adalah akal.
APA ITU AKAL?
Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau
kita berkata kepada orang lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk
dan mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya
akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak
keberadaannya bukan di kepala.
Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara
fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepa ini. Tapi meskipun
demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan.
Semoga Allah
senantiasa menjaga kita dari kesesatan, semoga kita diberikan pemahaman
yang mendalam akan akal ini sehingga kita tahu sebenarnya akal itu apa.
Sulit saudaraku untuk yakin dan beriman dengan menggunakan otak kita
ini, otak ini selalu menuntut bukti nyata, alasan dan sebab yang benar
menurutnya.
Dengan selalu menggunakan otak dan menuntut segala
sesuatunya harus rasional akhirnya kita tidak bisa beriman secara
betul-betul akan tetapi malah bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam
melaksanakan sholat, perhatikanlah firman Allah berikut :
Artinya :
“dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, mereka
menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena
mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal”. (Al-Maaidah
ayat 58)
Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat-ayat
Allah baik yang kauniyah maupun quraniyah. Tapi berfikir dengan akal
tidak seperti berfikir dengan otak, berfikir dengan akal itu akan
berujung dengan satu kesimpulan : “robbana maa kholaqta hadza baathila”
tidak ada sesuatu apapun yang Allah telah ciptakan itu sia-sia. Apabila
seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik dan
benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat.
Sekarang kita buktikan bahwa akal bukanlah otak, pernahkah anda makan
goreng atau pepes ikan mas ? ketika kita makan dibagian kepalanya akan
terdapat yang disebut otak ikan. Tapi sekarang adakah di kepala ikan itu
akal, maka pasti tidak ada karena akal bukan di kepala dan akal bukan
otak. Kalau akal diartikan otak seperti yang ada di kepala ikan maka
berarti ikan juga punya akal.
Jadi jelas bahwa akal bukanlah otak
dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu, sebagaimana Allah
firmankan dalam surah Qoof ayat 37 :
Artinya : “Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang
mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia
menyaksikannya”.
Dalam ayat di atas Allah menggunakan kata qolbun untuk menyatakan akal.
APA ITU NAFSU?
Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada
tabi’at badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik
atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman
Allah surah At-Takwir ayat 7 :
Artinya : “dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”.
Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh.
Adapun nafsu memiliki tingkatan-tingkatan. Syekh Muhammad Nawawi
Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah
“marotibun nafsi” yaitu terdiri dari :
A. Nafsu Amaroh
Nafsu amaroh tempatnya adalah "Ash-Shodru" artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi
B. Nafsu Lawwamah
Nafsu lawwamah tempatnya adalah "Al-Qolbu" artinya hati, tepatnya dua
jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lupa
C. Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah tempatnya adalah "Ar-Ruh" tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Allah
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab
D. Nafsu Muthmainnah
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah "As-Sirr" artinya rahasia, tepatnya
dua jari dari samping susu kiri kearah dada. Adapun pasukan-pasukannya
sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan
E. Nafsu Rodhiah
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah "Sirr-Assirr" artinya sangat rahasia,
tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun
pasukan-pasukannya sebagai berikut:
1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji
F. Nafsu Mardhiyah
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah "Al-Khofiy" artinya samar, tepatnya
dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun
pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan selain Allah
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim
ila anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian
kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan
jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.
G. Nafsu Kamilah
Nafsu kamilah tempatnya adalah "Al-Akhfa" artinya sangat samar,
tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai
berikut :
1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin
QOLBU = RUH = AKAL = NAFSU
Kenapa dikatakan demikian, karena memang benar seperti itu adanya. Mari
kita lihat bersama apabila ada di hadapan kita sosok mayat. Apabila
saya tanyakan, mayat ini sudah tidak ada apanya :
qolbunya, ruhnya,
akalnya atau nafsunya. maka pasti jawabannya : “semuanya”.
Tidak
salah apabila ada yang mengatakan qolbunya yang tidak ada, karena ketika
seseorang meninggal maka qolbunya yang selalu menjadi sumber perasa
ketika masih hidup seperti ; sedih, senang, tentram, menyesal, marah
maka setelah meninggal perasaan di mayat itu hilang, dia tidak merasakan
apa-apa lagi.
Tidak salah juga kalau orang berkata ruhnya yang
tidak ada, karena ruh adalah nyawa bagi mayat itu. Setelah ruhnya tidak
ada maka mayat itu tidak bernyawa lagi, tidak bernafas lagi tidak
berdetak lagi jantungnya serta nadinyapun tidak berdenyut lagi.
Apabila ada yang mengatakan akalnya yang tidak ada, maka ini juga betul
karena setelah meninggalnya seseorang maka mayat orang tersebut tidak
akan berfikir lagi dan tidak akan faham lagi dengan ilmu-ilmu yang dulu
pernah dipelajarinya selagi hidup.
Terakhir jika dikatakan yang
tidak ada itu nafsunya, maka ini pun betul. Karena nafsu itu adalah
unsur dalam jiwa orang yang masih hidup yang memiliki
keinginan-keinginan baik maupun buruk. Dengan demikian setelah menjadi
mayat maka tidak ada lagi pada mayat itu nafsunya sehingga dia tidak
memiliki keinginan apapun.
Sekarang dapat kita simpulkan kalau
semua jawaban tersebut adalah benar, maka berarti keempat nama yang
berbeda itu adalah satu, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Imam
Al-Ghozali r.a : qolbu, ruh, akal dan nafsu itu adalah satu. (syai’un
wahidun).
Barrokalloh
Semoga bermanfaat... Aamiin
Sumber tulisan dari situs di bawah ini :
https://web.facebook.com/ARIS-lokonoto-Menuju-kedamaian-Jiwa-2053150954918009/?__tn__=kCH-R&eid=ARCo8QKhYvxteE2rb-08RjrfAW-vwqpAl73NnW5Gd9xnJkXenCP8i6dxcEMXzTpjrOA0HAIrP6kzv8n9&hc_ref=ARSqaBw_nHWhnSp2KxCqLH-ETMtteLAq4rwXiPl96hWXi_K1_RkKbVTQkfxthwwGF4Q&fref=nf&__xts__%5B0%5D=68.ARCbWFE4dJaTYZ2fVMvh1BE6eYNbOYrFzF34VIBWrcJAGXbL611IAA3V6FzbXLhA-212nbZUDterdvhQ4COO21ZxwLOUJ1o6hXs8xgl7ppKZ6C1meTSwWpwxObudpHr1OxE8a84E9qOA2oPIu7PFye-j4iV2vo4Y8VoF2dZSmpYTiiPtmXglbbgncw1VMbxsbFIB9mlmAK_4CruC215ilFnZV_Y8itNwsD5TTYaYAGLROOOxmUT3JGdzAT8RMhAsyY-LvZKQ7BQeTfcyKSmM80gELEsUDKbECXQ86dhxmqVO-IJG9RymBQx1cgBXmNCSkhxLUeht5g4pTA4s2QYM9dGjbQ
Subscribe to RSS headline updates from: Powered by FeedBurner
Subscribe to RSS headline updates from: Powered by FeedBurner
Subscribe to RSS headline updates from: Powered by FeedBurner